SEMARAPURA, BALIPOST.com – Sekali dalam 153 tahun, Nyepi dan Saraswati jatuh berbarengan. Untuk memaknai hari yang sakral ini, pada ngembak gni dan banyupinaruh, Minggu (18/3), digelar upacara pawintenan dasa bayu di Pura Watu Klotok, Desa Tojan, Kecamatan/Kabupaten Klungkung. Upacara yang diselenggarakan Griya Jero Taman Harum, Payangan, Gianyar ini bisa diikuti seluruh Umat Hindu.

Ketua Panitia, Ida Mangku I Dewa Gede Ambara Putra Manacita, mengungkapkan hari raya Nyepi dan Saraswati tahun ini yang jatuhnya bersamaan merupakan fenomena langka. Peristiwa ini terjadi setiap 153 tahun sekali.

Baca juga:  Ada Penerbangan Langsung ke Vietnam, Ini Target 2020

Nyepi, perhitungan waktunya berdasarkan sasih dan Saraswati berdasarkan pawukon. Pertemuan ini melambangkan Purusa dan Pradana. “Hari raya Nyepi adalah hari payogan Ida Sang Hyang Brahma Prajapati, dan saraswati adalah payogan Dewi Saraswati. Oleh  sebab itu Umat Hindu perlu memaknai ini. Dan kami menyelenggerakan pawintenan dasa bayu secara massal,” jelasnya.

Pada upacara ini, 33 wiku melaksanakan Puja Amerta, mulai pukul 06.00 Wita. Ini pun dibuka untuk masyarakat umum.

Baca juga:  Gelar Lomba Ketertiban Mengarak Ogoh-ogoh, Ini Hadiah dari Polda Bali

Umat yang hadir cukup membawa canang atau daksina pejati. Dana punia juga bisa seikhlasnya. “Kami berharap, Umat Hindu bisa bersama-sama menghaturkan sradha bhakti, memohon keselamatan,” katanya.

Disampaikan lebih lanjut, selain berkaitan dengan penyucian diri, upacara yang baru pertama kali dilaksanakan ini juga sebagai cara untuk meringankan beban umat. Sebab, jika melaksanakan secara perseorangan, biaya yang dikeluarkan cukup besar. “Upacara ini tingkatannya utama. Dengan ini, akan banyak umat yang bisa mengikuti. Kami berharap hal seperti ini kedepannya bisa dilaksanakan di tempat lain. Bisa memberikan fibrasi,” tandasnya. (Sosiawan/balipost)

Baca juga:  Dua Kepala BNNK Dilantik
BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *