Gunung Agung. (BP/dok)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Situasi terkini penanganan dampak meningkatnya aktivitas Gunung Agung membuat bingung. Sebab, radius berbahaya Gunung Agung sudah diturunkan menjadi 6 km, tetapi statusnya masih level IV atau awas.

Ketua Pasebaya Lingkar Gunung Agung, I Gede Pawana, mengatakan banyak menerima pertanyaan warga yang kebingungan soal ini. Ia mengaku sudah berulang kali menanyakan itu kepada pihak terkait, seperti PVMBG maupun BNPB, tetapi belum mendapatkan jawaban yang lugas.

Ia mengutarakan penurunan radius berbahaya ini direspons beragam. Ada yang senang karena bisa pulang ke rumahnya. Ada pula yang masih waswas, karena sudah dua kali menghadapi situasi mengungsi.

Baca juga:  Diperpanjang, Penutupan Bandara Ngurah Rai

Sebagian warga lagi masih bingung, kenapa radius berbahaya diturunkan, tetapi status masih level IV alias awas. Ini tentu berbeda dengan pemahaman warga yang terbangun sebelumnya, dimana level I (aman), level II (waspada) radius berbahaya 2,5 km, level III (siaga) radius berbahaya 6 km dan level IV (awas) dengan radius berbahaya 8 km sektoral 10 km.

Pawana mengaku banyak menerima pertanyaan warga dan berbagai pihak terhadap situasi saat ini. Bahkan, ada yang menuding penurunan radius berbahaya ini karena tekanan politik, untuk kepentingan pariwisata Bali. “Saya sendiri sempat tanyakan langsung ke PVMBG, cuma jawabannya masih membuat saya sendiri bingung. Jawabannya, itu katanya sudah berdasarkan kajian. Hanya begitu saja,” kata Pawana, yang juga Perbekel Duda Timur ini.

Baca juga:  Fraksi PDIP DPRD Bali Usulkan Dana Desa Adat Direalokasi untuk Sembako

Selain itu, kenapa radius berbahaya sudah turun tetapi status tidak ikut turun jadi siaga, juga masih menjadi pertanyaan. Sebab, dengan sikap seperti sekarang mengurangi radius berbahaya tanpa menurunkan status, justru membuat sebagian besar masyarakat di Lereng Gunung Agung pulang dengan perasaan waswas.

Rasa waswas juga membuat warga enggan pulang. Karena bila tiba-tiba aktivitas Gunung Agung naik lagi, mereka akan dipaksa mengungsi lagi untuk ketiga kalinya.

Baca juga:  Penerapan Status PPKM Level 2 di Jabodetabek Berlaku Sehari

Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dihubungi, Rabu (10/1) kemarin, belum bisa memberi penjelasan lebih jauh terhadap pertanyaan masyarakat ini. Saat dihubungi, dia mengaku masih rapat penting, perihal penanganan bencana secara nasional dengan jajaran BNPB. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *