Kandang sapi tempat persembunyian Mang Jangok di Desa Melinggih. (BP/nik)
GIANYAR, BALIPOST.com – Sebelum ditangkap pada Senin malam (13/11), Jro Gede Komang Swastika alias Mang Jangol ternyata sudah berkunjung ke rumah ibunya di Banjar Melinggih, Desa Melinggih, Kecamatan Payangan bertepatan saat perayaan Kuningan pada Sabtu (11/11). “Ya dia memang sempat pulang sendiri saat Kuningan,“ ucap sepupu Mang Jangol Komang Kariawan, Selasa (14/11).

Dikatakan Mang Jangol yang menjadi DPO sejak Sabtu (4/11) itu, datang ke rumah tersebut mengenakan pakain adat, lantas bersembahyang ke sanggah di areal rumah tersebut. “Usai sembahyang, saya sempat mengobrol sebentar sekedar basa-basi menawari kopi, kalau makan tidak, karena dia tidak bisa makan babi,“ katanya.

Diakui saat obrolan itu, Komang Kariawan tidak sampai menukik pembahasan tentang kasus yang kini tengah menjerat Mang Jangol. Termasuk ia juga tidak menyampaikan terkait DPO yang sudah ditetapkan kepada mantan Wakil DPRD Bali itu. “Informasinya kan seperti itu (sudah DPO-red) seperti yang saya tonton di televisi juga, tapi kemarin saya tidak sampai menanyakan hal itu,“ jelasnya.

Beberapa menit mengobrol, Mang Jangol disebut meninggalkan rumah tersebut. Komang Kariawan pun mengaku tidak tahu menahu kemana pria itu pergi. Namun diungkapkan sejumlah polisi berpakain preman lantas mendatangi rumahnya yang berada di sebelah barat Balai Banjar Melinggih yang lama itu pada Senin malam sekitar pukul 20.00 wita, tepat sesaat sebelum ditangkap.

Baca juga:  Kanwil Kumham Sebut Kematian Jro Jangol Bukan Karena Overdosis

Kala itu polisi disebut mengobok-obok seisi rumah, serta menanyakan keberadaan Mang Jangol. “Saya bilang tidak tahu kemana dia pergi, sampai saya baru dengar informasi penangkapan itu pagi tadi (Selasa-kemarin-red),“ katanya.

Komang Kariawan menuturkan sebelum terjerat kasus ini sepupunya itu memang rutin pulang ke rumah asal ibunya di Banjar Melinggih tersebut, khususnya setiap hari raya Galungan. “Hanya Galungan kemarin saja tidak pulang, sebelum itu pasti pulang semisal ada dinas ke Buleleng pasti menyempatkan mampir ke rumah,“ bebernya.

Sebelum terjerat kasus ini Mang Jangol pun dipandang akrab dengan sejumlah krama di Banjar Melinggih. Bahkan saat menjabat sebagai Dewan, ia dipandang loyal dengan krama setempat. “ Dari 50 pemuda, 40 pasti kenal, karena selama ini dia dikenal loyal, “ katanya.

Kini di rumah dengan luas sekitar 10 are itu pun ditinggali oleh keluarga dari I Nyoman Pegil yang tidak lain merupakan kakak dari Ibu Mang Jangol, yakni Ni Made Nasih. Diceritakan semassa kecil Mang Jangol tinggal di rumah itu bersama sepupunya yang lain. Mereka juga kerap bermain bersama di hamparan sawah, termasuk di kandang sapi Banjar Melinggih yang menjadi lokasi penyergapan pada Senin (14/11) malam. “ Dulu kami biasa disana kami biasa mencari kelapa dan durian, “ katanya.

Baca juga:  Rekonstruksi 2,5 Jam, Peragakan 64 Adegan

Sementara ayah Nyoman Kariawan, yakni Nyoman Pegil menambahkan, sehari-hari dirinya selalu pergi ke gubuk itu, memberikan pakan pada hewan ternaknya setiap 2 kali sehari, pagi dan sore. Kebetulan saja, ketika penangkapan itu dirinya tidak ke gubuk pada sore hari. “Biasanya tiap pagi sore, tapi tumben sore kemarin tidak ke tegalan. Jadi tidak lihat ada dia disana,” jelasnya Nyoman Pegil.

Sementara suasana sepi terpantau di lokasi penyergapan Mang Jangol pada Selasa Malam, yakni di Kandang Sapi, Banjar Melinggih yang berjarak sekitar 2 km dari rumah Komang Kariawan. Dari Jalan Raya Payangan, lokasi ini hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati gang kecil di seblah utara Yayasan Melati Banjar Melingih, lantas mengikuti jalan setapak di hamparan sawah sekitar 500 meter.

Setiba lokasi tersebut terdapat bangunan semi permanen, yang di sebelah timurnya ada kandang dengan dua ekor sapi dan sebelah barat terdapat kandang dengan seekor ternak babi. Di antara dua kandang itu, terdapat satu blok yang diduga difungsikan sebagai gudang. Di dalam gudang dengan dinding bedeg itu terdapat satu buah tempat tidur beralaskan bambu dan kampil. Di dalam gudang yang berhawa lembab dengan bau menyengat kotoran babi dan sapi itu, juga terlihat satu buah bantal berwarna ping dan satu botol air mineral isi 1,5 liter.

Baca juga:  Kapolda "Warning" Mang Jangol

Kapolsek Payangan AKP I Gede Endrawan mengatakan kandang sapi itu memang milik paman dari Mang Jangol yakni I Nyoman Pegil. Pihaknya pun belum bisa memastikan, apakah bangunan semi permanen itu menjadi tempat persembunyian Mang Jangol selama ini atau tidak. “Kita belum bisa memberikan jawaban, yang jelas sesuai informasi DPO ditangkapnya di tempat ini Senin malam kemarin, “ ucapnya.

Sekitar lima ratus meter dari lokasi tersebut juga terdapat rumah warga yang terpantau sepi. Di rumah ini diduga menjadi lokasi introgasi sesaat aparat kepolisian usai operasi penyergapan. “ Kalau di rumah ini saya belum tahu siapa yang punya karena sejak pagi tadi tidak ada orangnya, yang jelas masih milik warga sini, “ katanya.

AKP Endrawan pun mengaku merasa senang dengan tertangkapnya DPO kasus narkoba itu, namun disisi lain ia juga merasa kecolongan lantaran Mang Jangol sempat bersembunyi di Wilkum Mapolsek Payangan. “Kita merasa kecolongan juga, yang jelas setelah ini kami akan tingkatkan penagwasan penduduk pendatang, berkordinasi juga dengan aparat terbawah seperti kelian dan bendesa, “ ucapnya. (manik astajaya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *