Gunung
Prosesi upacara di Pura Besakih. (BP/dok)
AMLAPURA, BALIPOST.com –  Karya pujawali Usaba Kapat di Padma Tiga Pura Penataran Agung Besakih, akhirnya dilakukan penyineban, Jumat (6/10). Upacara penyineban dipercepat dua hari dari rencana sebelumnya Ida Bhatara nyejer selama tiga hari sejak puncak karya. Ini dilakukan panitia karya mengingat Gunung Agung masih kritis di level IV (awas).

Bendesa Adat Besakih, Jro Mangku Widiarta ditemui di Pura Penataran Agung menjelaskan, jika kondisi normal, Ida Bhatara saat Usaba Kapat semestinya nyejer selama tiga hari sejak puncak karya. Tetapi menindaklanjuti semua imbauan dari PHDI termasuk pemerintah bahwa Gunung Agung berada di level awas (IV) sehingga prosesi penyineban dipercepat. ‘’Semestinya Ida Bhatara nyejer selama tiga hari sejak puncak karya,’’ ujarnya.

Baca juga:  Bakti Gunung Agung di Posko Pengungsi Desa Les, Dari Cukur Gratis Hingga Bakso

Lanjut dia, Desa Besakih masuk dalam kawasan rawan bencana (KRB) III jika terjadi erupsi Gunung Agung. Atas dasar itulah prajuru, bendesa dan panitia menyikapinya dengan nyineb Ida Bhatara lebih awal.

Sementara itu, mengingat kondisi gunung kritis, pihak panitia juga tidak berani memberikan ijin krama maupun melarang warga untuk melakukan persembahyangan. Yang jelas, kata Mangku Widiarta, pemerintah sudah memberikan imbauan bahwa Gunung Agung berada di level awas.

Baca juga:  Pengungsi di Klungkung Capai Sepuluh Ribuan, Relawan Distribusi Logistik Dibutuhkan

Sementara itu upacara penyineban yang dilakukan sekitar pukul 13.00 wita hanya melibatkan prajuru adat, pemangku serta prajuru pemaksan di wewidangan Desa Besakih. Upacara penyineban dipuput Ida Pedanda Siwa dari Gria Singarata. ‘’Meski upacara penyineban dilakukan lebih cepat, tetapi prosesinya tetap jalan seperti biasa. Hanya waktu bakti penganyarnya saja yang berkurang dua hari,’’ tandasnya.

Sementara pantauan di Besakih, pura terbesar di Pulau Dewata itu nampak lengang sejak pagi. Meski pun ada warga yang melakukan persembahyangan, tetapi jumlahnya tidak mencapai belasan ribu, seperti karya-karya biasanya. Gang-gang menuju pura pedarman juga sangat sepi. Bahkan, beberapa pintu pura pedarma nampak dikunci karena tidak ada pemedek. (kmb/balipost)

Baca juga:  Terwujud, Cita-Cita Gubernur Koster Melayani Masyarakat dan Umat Hindu Menyeberang ke Nusa Penida

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *