YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Promosi wisata Kementerian Pariwisata terus menukik tajam. Termasuk dalam mempopulerkan potensi wisata di Yogyakarta. Bahkan masuk di kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) yang bertajuk Asia-Pacific Trade Facilitation Forum (APTFF).

Kemenpar menyajikan stand atau booth yang berkaitan dengan layanan spa di kota Yogyakarta yang digelar di Hotel Royal Ambarukmo Yogyakarta, 5-8 September 2017.

Layanan spa yang ditampilkan kali ini nggak main-main, kelas super VVIP. Nurkadhatyan Spa, layanan dengan nuansa jawa tradisional  yang menyediakan treatment spa ala putri keraton.

Hasilnya? Puluhan peserta MICE, sepertinya selalu menunggu saat-saat break time acara forum APTFF. Begitu moderator menyatakan break time, peserta yang kebanyakan pejabat atau pengusaha besar di negaranya ini kepincut layanan spa dan langsung langsung ngacir dan rela mengantri di lokasi layanan spa Nurkadhatyan Spa.

“Setiap break, stand terasa sesak dan sempit, mereka rela mengantri untuk menikmati layanan spa yang kami namai Lenging Bondowoso ini,” kata Worro H Astuti, master spa yang juga penanggung jawab Nurkadhatyan Spa ini.

Baca juga:  Kemenpar Dukung Pasa Harau, Festival Kebudayaan Berbasis Masyarakat

Worro menjelaskan, dalam teknik massage Lengin Bondowoso ini langsung memijat pada titik-titik energi pada tubuh. Sehingga bisa tepat pada sasaran sesuai dengan kondisi tubuh yang dirasakan.

“Konsep yang diterapkan untuk perawatan tubuh adalah konsep pijat Jawa kuno yang berbeda dengan menu treatment spa di kebanyakan tempat lain. Pijat Jawa kuno ini harus dilestarikan, karena Yogya memiliki banyak kekayaan jamu tradisional dan juga rempah-rempah yang bisa dimanfaatkan untuk perawatan tubuh dan ada beberapa tradisi seperti gelangsur, idak-idak, urut, itu yang akan dipakai sebagai teknik untuk pemijatannya,” lanjut Worro H Astuti.

Nurkadhatyan yang berlokasi di Gandhok Ambarukmo ini adalah sebuah perusahaan yang berdiri sendiri di bawah Keraton Ngayogyakarta dengan nama PT Nur Kawitarasmi, yang pengelolaannya dipegang oleh putri-putri Keraton yakni GKR Pembayun, GKR Condrokirono, GKR Maduretno, GRAy Nurabra Juwita dan GKR Bendoro.

Nurkadhatyan Spa Gandhok hadir untuk memperkenalkan kepada masyarakat pengalaman unik perawatan tubuh tradisional yang dilakukan oleh keluarga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.

Baca juga:  Scoot Buka Rute Baru Singapura-Palembang

Bagi Kemenpar, mengenalkan potensi wisata di Yogyakarta memang tanpa sebab. “Bicara tentang Jogjakarta, pastinya kental dengan adat tradisionalnya. Nuansa jawa tradisional dapat ditemukan dengan mudah di setiap sudut kota,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti didampingi Kepala Bidang Promosi Wisata Pertemuan dan Konvensi Asdep Bisnis dan Pemerintah Kemenpar Eddy Susilo.

Esthy melanjutkan pesan yang ingin disampaikan  adalah wisata Yogyakarta tidak hanya terbatas dengan Malioboro, Keraton, Candi Prambanan, Borobudur, wisata pantai maupun gunung. Tetapi ada potensi lain yang bisa menambah pernik kelengkapan dunia wisata. Salah satunya adalah fasilitas spa. Karena orang berwisata atau yang sudah lelah ikut acara MICE bisa menikmati suasana relaks dan sehat di tempat-tempat spa, termasuk di Nurkadhatyan Spa, salah satu tempat yang menyediakan treatment spa ala putri keraton.

Bagi Menpar Arief Yahya, Wisata spa di Indonesia tidak bisa dianggap remeh. Tengok saja pengakuan dunia pada 2009 dan 2012 silam. Saat itu, International Wellness Awards memberikan gelar The Best Spa Destination in The World kepada Indonesia.

Baca juga:  Sukseskan ViWI, Kemenpar Gandeng Blue Bird

Senses Magazine di Eropa juga pernah menobatkan Bali sebagai The Best Spa Destination in The World pada 2009. Hasil ini diperoleh dari hasil voting 60.000 pembaca majalah tersebut.

Belum lagi saat World Luxury Spa Awards 2015 di Harbour Grand Hong Kong, Indonesia berhasil meraih 11 penghargaan terbaik dunia. Dari destinasi spa terbaik se-Asia hingga destinasi spa mewah terbaik sedunia, semuanya diborong Indonesia.

“Spa ini kan bagian dari kebudayaan kita, culture kita, jadi kita harus perkenalkan budaya selain juga pariwisata kita. Untuk pasar wisatawan mancanegara, mereka itu senang dengan masalah-masalah culture seperti ini. Ini gagasan cerdas dan sensasional,” tambahnya.

“Indonesia itu surganya spa. Selain perawatan layaknya raja kraton, juga ada yang disetting, di tepi sawah, pinggiran pantai, bantaran sungai, di atas gunung atau ditemani sensasi gemercikan air sungai, semuanya ada di Indonesia, silahkan nikmati layanan spa di Indonesia,” pungkasnya. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *