JAKARTA, BALIPOST.com – Pada 2019 mendatang, Kementerian Pariwisata Republik Indonesia memproyeksikan sudah ada 500 ribu tenaga pariwisata tersertifikasi sesuai dengan standar internasional. Menteri Pariwisata Arief Yahya menyebutkan saat ini Indonesia berada di urutan kelima di ASEAN soal jumlah tenaga profesional.

Indonesia dalam bidang pariwisata masih kalah jumlahnya dibandingkan di negara-negara ASEAN. “Kita di ASEAN masih kalah dalam urusan sertifikasi. Kita masih ada di urutan nomor 5,” ucap Arief Yahya.

Baca juga:  Korban Jiwa COVID-19 Nasional Naik, Kasus Baru Tambah Landai

Oleh karena itu menurutnya sertifikasi merupakan suatu keharusan. Terutama di saat sekarang ini industri pariwisata Indonesia sudah memasuki era digitalisasi. Di era digitalisasi ini, Arief Yahya mengatakan semua bisa menjadi mudah dan murah. Hal itu akan berpengaruh terhadap tata kelola dan manajemen industri, termasuk di dalamnya industri pariwisata.

Ia mengakui SDM belum memadai. Ia berharap SMK bisa mendorong pengembangan tourism digital, terutama untuk pengembangan SDM. “Waktu itu kita udah sepakat dari industri tidak cukup, lalu semua lulusan perguruan tinggi kita sertifikasi juga tidak cukup, akhirnya sekarang SMK dikumpulkan di Batam dan Jakarta untuk bahas ini,” paparnya.

Baca juga:  Hubungkan Sulahan-Penglipuran, Jembatan Gantung akan Dibangun di Bangli

Ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, pihaknya pun akan menggunakan standar yang sesuai dengan tourism professional agreement agar menciptakan tenaga kepariwisataan yang andal di bidangnya. “Dengan itu, diharapkan akan membuat anak-anak kita tersertifikasi dengan standar level Asean,” ucapnya.

Ia menyebut hingga tahun 2019, pihaknya akan melakukan sertifikasi terhadap 500 ribu siswa-siswi di bidang kepariwisataan. (kmb/balitv)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *