Evakuasi di Danau Batur, Selasa (18/7). (BP/nan)
DENPASAR, BALIPOST.com – Empat koban selamat dari kejadian naas di kawasan Desa Trunyan, Kintamani, Bangli dibawa ke RSUP Sanglah pada Senin (17/7) malam. Empat korban tersebut yaitu Miftahul Janna (25), Kenzi (2), Dinda Nazwa Kharisma (13), dan Dwi Septia Cahaya (10).

Tiga orang dalam kondisi mengalami luka ringan, hanya satu korban luka parah yakni Dinda yang mengalami patah pada tumit kaki kiri hingga harus dioperasi. Korban selamat Miftahul Janna menuturkan, ia tidak menyangka akan mengalami musibah tersebut. Ini merupakan perjalanannya yang ketiga ke Bali bersama keluarga, namun untuk pertama kalinya ke Desa Wisata Terunyan.

“Katanya itu unik, pemakaman yang unik. Nah kita coba kesana. Pas kesana kita juga cuma sebentar. Nggak lama, sekitar 20 menitan, langsung balik,” ungkapnya.

Diakui, rombongannya memang tidak tahu medan perjalanan ke sana. Ketika hendak jalan pulang, rombongan tersebut sempat merasa kebingungan untuk menghadapi medan jalan pulang. “Kita bingung mau pulang gimana caranya dan saat itu kita benar-benar nyerah. Mungkin suami saya itu nyerah, itu pertanda sekali ya. Seperti firasat suami saya sempat bilang bisa pulang gak ini? Terus saya bilang ya udah dibawa santai aja jangan dibawa cemberut, dan kita tidak nyangka terjadi kejadian itu,” tuturnya.

Saat kejadian, Janna dan suami berada di kursi depan. Saat itu suaminya memakai sabuk pengaman, namun ia sendiri tidak mengenakan sabuk pengaman. Hingga saat ini suaminya masih terjebak dan belum ditemukan. “Waktu itu mobil dalam posisi terkunci, saya juga nggak tahu kenapa saya bisa keluar. Saya nggak tahu pokoknya saya merasa pontang panting, bolak-balik, tahu-tahu saya sudah ada di pinggiran,” ujarnya.

Baca juga:  Tewas Terperosok ke Danau Batur, Ini Identitas Korban Tewas
Anaknya ia gendong menuju pinggiran sampai di rerumputan. Ia juga berusaha menggendong keponakannya. “Saya lihat, ibu saya sudah meninggal di depan, mengambang. Bingung antara hidup atau mati saya langsung berenang ke pinggiran. Untungnya saya jatuh di tempat yang tidak terlalu dalam. Setelah kejadian di danau itu, 20 menit kemudian ada orang yang lagi mendayung disana,” katanya.

Sebelum kejadian, mereka bertemu seorang warga di perjalanan. Orang itu menyuruh mereka mengikutinya. Namun pemandu yang mengendarai motor itu sudah jauh di depan, sehingga tidak tahu akan kejadian yang menimpa satu mobil itu. “Katanya disuruh ngikutin dia pas pulang. Sempat kita tanya, ada jalan alternatif lain nggak, yang jalannya agak besar. Meskipun jauh bagi kami nggak apa-apa. Kita sudah tanya dan kata pemandu tidak ada. Nah suami saya sempat pasrah waktu itu,” katanya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *