GIANYAR, BALIPOST.com – Tak sembarang orang bisa diangkat anak oleh seorang penglingsir puri di Bali. Jika keputusan itu diambil, tentu ada pertimbangan yang mendasari pengangkatan ini. Terlebih yang diangkat anak itu merupakan orang asing.

Hal ini pula yang dialami Penglingsir Puri Saren Kelod Semar Kuning Ubud, I Gusti Ketut Dalem saat ia memutuskan untuk mengangkat seorang anak yang berasal dari Laos. Ia mengatakan diangkatnya Dato Sri Dr. Aixinjueluo Yuhao menjadi anak kehormatan di puri setelah mendapat penjelasan dan persetujuan dari keluarga puri.

Pengangkatan anak kehormatan ini merupakan suatu bentuk untuk menjalin silaturahmi antara keturunan kerajaan Dinasti Qing dengan pihak puri yang mempunyai leluhur yang sama yaitu berasal dari keturunan kerajaan Dinasti Majapahit. “Pada waktu itu kami diundang berlima untuk datang ke Laos karena beliau (Dato Sri Dr. Aixinjueluo Yuhao) ingin menjalin hubungan kekeluargaan dengan negara-negara di Asia. Hasil pertemuan itu kami mempunyai visi dan misi yang sama yaitu untuk menolong warga yang miskin. Dan Puri kami dipilih untuk mewakili Indonesia, karena mempunyai sejarah bangsawan dari keturunan kerajaan Majapahit,” ungkap I Gusti Ketut Dalem.

Baca juga:  Belasan Koperasi Tak Sehat, Pembubaran Terganjal Hutang

Bahkan untuk menolong masyararat yang miskin, dikatakan pihak Dato Sri menyisihkan 15% keuntungan dari sahamnya untuk fakir miskin dan anak terlantar. Melihat hal tersebut, I Gusti Ketut Dalem mempunyai ide untuk membantu anak terlantar di Bali untuk dibuatkan pasraman untuk mendidik anak-anak agar bisa belajar dan mempelajari agamanya, budaya dan ilmu pengetahuan lainnya. Sehingga, kelak bisa terjun di dunia internasional untuk merebut dunia kerja yang lebih luas.

Baca juga:  Tingkatkan Air Connectivity, Kemenpar Jajaki Kerjasama dengan Silk Air Laos

“Karena cita-cita kami nyambung jadilah pertemuan yang seperti sekarang ini yaitu diresmikan Dato Sri menjadi anak angkat puri. Apa yang kita lakukan hari ini adalah untuk menuju hari esok yang lebih baik,” terangnya.

Ia juga mengatakan kebetulan orang tua Dato Sri sudah meninggal dan dia ingin mencari bapak angkat. “Kebetulan saya sanggup menjadi bapak angkatnya. Kebetulan-kebetulan inilah yang mempertemukan kami berdua,” imbuhnya.

Baca juga:  BPR Lestari #MakeanImpact di Yayasan Bukit Kehidupan Ungasan

Pihaknya pun berharap, dengan ikatakan persaudaraan ini kerjasama ke depannya bisa ditingkatkan lagi. Apalagi, pihak puri banyak mempunyai keturunan pebisnis, sehingga bisa dibantu untuk dipromosikan, baik di Bali maupun di luar negeri. “Apalagi Dato Sri sudah bersedia menyediakan tempat untuk galeri lukisan yang akan membuka wawasan kita. Sehingga ini bagus untuk masa depan generasi keluarga puri dan keluarga Dato Sri,” ujarnya. (Winatha/Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *