Tradisi Nyenuk yang digelar Senin (1/5) serangkaian Karya Agung di Pura Dalem Desa Adat Karangasem. (BP/dok)
AMLAPURA, BALIPOST.com – Menjelang akhir Karya Agung di Pura Dalem Desa Adat Karangasem, Kecamatan Karangasem, bertepatan dengan rahina soma umanis, Senin, (1/5), digelar upacara nyenuk. upacara nyenuk ini dimaknai sebagai sebuah simbol kadatangan “tamu” para dewata-dewati turun dari kahyangan untuk memberikan waranugraha atau anugrah kepada umatnya untuk melaksanakan upacara agar berjalaj lancar dan sukses.

Prosesi Nyenuk dengan mepeed ini, diawali dari Pura Puseh menuju ke Pura Dalem sepanjang jalan Gajahmada-Jalan Bhayangkara, Amlapura yang jaraknya satu kilomater. Prosesi sakral ini diikuti oleh ribuan krama dari 34 banjar adat di desa setempat.

Baca juga:  Artha Dipa Minta Naker Migran Taat Jalani Masa Karantina

Membludaknya para pengiring, hampir satu setengah jam sepanjang jalan protokol Gajamada -Bhayangkara ditutup total. Kendaraan sementara dialihkan ke jalan Lettu Alit, Kapten Gebun dan Ksatarian.

Urutan mepeed yang dikoordinir Prawartaka Karya Ketut Semara Jaya, terdepan beriringan tambur, banten, senjata nawa sanga, panca dewata, rejang renteng, baris, ardenaweswari, bebanten, balenganjur, pecalang/jagabaya dan terakhir pengiring krama desa. Dewata Nawa Sanga diiringi beberapa pengiring yang diperankan orang laki-perempuan muda berwujud Panca Dewata, Rejang Renteng, Baris dan Ardaneswari.

Laki-laki sebanyak 33 orang simbol Dewata Nawa Sanga ini, berbusana sembilan warna-warni sesuai warna penjuru mata angin. Masing-masing memikul tebu dilengkapi pale bungkah pale gantung (hasil bumi), sebagai simbol para dewata membawa hasil bumi untuk sarana upacaca. Busana Dewata Nawa Sanga yang diperankan anak-anak muda ini, hanya mengenakan kain terbalut sampai ke dada dan destar.

Baca juga:  Makna Galungan dan Kuningan bagi Umat Hindu

Sepanjang perjalanan mepeed, pada setiap pertigaan pemikul senjata Dewata Nawa Sanga melakukan murwa daksina searah jarum jam sebanyak tiga kali. Prosesi mepeed setelah sampai di Pura Dalem, katuran banten pemendak di jaba pisan Pura Dalem oleh Jero Gede Mahendra, Pemangku Dalem.

Suasana benar-benar khidmad dan khusuk, para pemedek fokus ketika para Dalem Sidakarya menyambut Dewata Nawa Sanga dengan dialog antara pengerajeg karya, Bendesa Adat I Wayan Bagiarta dengan Dalem Sida Karya dan utusan Dewata Kabeh.

Baca juga:  Polres Bekuk Tujuh Penyalahguna Narkotika, Dua Tersangka Residivis

Upacara nyenuk dipuput oleh Ida Pedanda Istri Oka dari Geria Pendem, Amlapura. Nyenuk ini sebagai bagian dari rangkaian upacara Mlaspas, Ngeresigana, Nubung Daging, Ngenteg Linggih, Mepeselang, Tabuh Gentuh dan Piodalan Pura Dalem Desa Adat Karangasem. Menurut Manggala Karya, upacara akan masineb pada rahina saniscara umanis pujut, Sabtu (6/5) nanti. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *