Regenerasi Kepemimpinan Hindu
Ribuan umat Hindu mengikuti ritual melasti. (BP/dok)
DENPASAR, BALIPOST.com – Lokasabha Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Bali akan berlangsung Kamis (13/4). Lokasabha ini untuk menentukan kepengurusan PHDI Bali yang baru.

Banyak tokoh agama dan masyarakat yang menginginkan regenerasi kepemimpinan Hindu dalam tubuh PHDI Bali. Hal ini dimaksudkan agar ada pemikiran dan terobosan baru sesuai dengan kebutuhan zaman untuk bisa mensejajarkan lembaga PHDI Bali dengan lembaga-lembaga lainnya untuk kepentingan umat Hindu.

Salah satu tokoh agama yang menginginkan hal tersebut adalah anggota Sabha Walaka PHDI Pusat, Ir. Ketut Darmika. Ia mengatakan, regenerasi kepemimpinan Hindu di tubuh PHDI Bali harus dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada generasi muda Hindu Bali.

Apalagi, ketua PHDI Bali saat ini, Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si., sudah menjabat selama dua kali periode dan tidak boleh mencalonkan diri lagi. “Berbicara masalah administrasi kepengurusan lembaga, yang pertama yang harus dilakukan adalah taat moral lalu taat admistrasi,” ujarnya.

Baca juga:  Kursus Teologi Hindu Pinandita
Pihaknya juga mengkritisi kepemimpinan PHDI Bali selama ini. Ia menilai, transparansi ketua PHDI Bali tidak berjalan sesuai dengan harapan. Bahkan, banyak isu, seperti one man show, buru-buru dalam mengambil tindakan dan berkelip dalam suatu keadaan yang diarahkan ke arah yang lucu sering diperlihatkan.

Laporan Pertanggungjawaban

Bahkan, hasil kinerja dari tahun ke tahun tidak pernah dipresentasikan sebagai laporan pertanggungjawaban kepada lembaga setiap tahunnya. “Inilah yang nampaknya perlu disikapi, apalagi beliau sudah sekian lama memimpin PHDI Bali. Seharusnya, dengan pengalaman beliau selama 2 kali periode, beliau harus Go Nasional. Gak usah bangga dengan kungkungan Bali ini saja. Bahkan, World Hindu Parisad memerlukan orang untuk menjadi pemimpin. Hendaknya ini yang beliau lirik kalau orientasinya pengabdian,” tandasnya.

Pihaknya mengakui, mentalitas orang Hindu memang tidak muncul sendiri, tetapi mental dan jiwa kepemimpinan orang Bali harus diciptakan, digiring dan dimotivasi. Sehingga, tercipta suatu pemimpin yang mempunyai jiwa dinamis dan progresif.

Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Suka Duka Pekerja Hindu Indonesia, Mangku Wayan Suteja. Dikatakannya, ketua PHDI Bali yang sekarang sebaiknya diberikan tugas-tugas yang skalanya di level nasional. Dan memberikan kesempatan bagi generasi muda untuk menjadi pemimpin di PHDI Bali.

Baca juga:  Makna Galungan dan Kuningan bagi Umat Hindu
Apalagi, dikatakan tantangan kedepan umat Hindu di Bali semakin berat, tidak hanya dari sisi ekonomi, tetapi dari sisi idealisme dan dari sisi militansi. Sehingga, sangat diperlukan pemimpin-pemimpin yang mempunyai pemikiran yang lebih dalam merancang program untuk meningkatkan kualitas sumber daya umat Hindu di Bali.

Pihaknya juga menilai, eksistensi PHDI Bali belum maksimal dirasakan manfaatnya oleh umat Hindu di Bali. Seperti halnya tidak ada ketegasan dari pihak PHDI Bali dalam menangani kasus pelecehan simbol-simbol Agama Hindu.

Diperlukan pemikiran dan tindakan yang komprehensif oleh pemimpim di PHDI Bali. Ke depan, PHDI Bali harus mampu menciptakan terobosan baru, terutama menyatakan seluruh tokoh-tokoh yang mungkin selama ini jarang ketemu, seperti PHDI dengan MUDP, Desa Adat yang jumlahnya ribuan dan para sulinggih untuk duduk bersama membuat suatu rancangan yang bisa dijadikan landasan bagi umat dalam melakukan tattwa, susila, dan upakara.

Semantara itu, pengamat sosial budaya, sekaligus tokoh spiritual, Dr. I Gde Made Sadguna, SE.,MBA. berpendapat, selama ini Agama Hindu dilaksanakan melalui media, yaitu adat. Sehingga sering didengar adat Bali berjiwa Agama Hindu yang berlandaskan budaya.

Kendati demikian, secara kelembagaan belum terlihat integrasi antara MUDP dengan PHDI. Padahal, MUDP sebagai otoritas adat yang diibaratkan badan dan PHDI diibaratkan kepala, semestinya, menghasilkan Bhisama yang bisa dijalankan oleh adat. Sehingga, adat Bali bisa dikatakan berjiwa agama Hindu. “Tetapi faktanya, ini sepertinya tidak ada kaitannya. Jadi saya berharap, siapapun yang menjadi pengurus PHDI Bali nanti, salah satu programnya yaitu mengintegrasikan secara kelembagaan antara PHDI Bali dengan MUDP,” sarannya. (Winatha/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *