DENPASAR, BALIPOST.com – Tongkat komando Pangdam IX/Udayana sudah berpindah dari Mayor Jenderal TNI Kustanto Widiatmoko kepada  Mayor Jenderal TNI Komaruddin Simanjuntak, S.I.P, M.Sc. Mayjen Kustanto selanjutnya dipercaya sebagai Pangdam V/Brawijaya, Jawa Timur.

Sesuai tradisi di Kodam, setiap pergantian pejabat baru dilaksanakan rangkaian tradisi Tepung Tawar dan penciuman Pataka. Hal sama juga dilakukan saat menyambut Pangdam yang baru Mayor Jenderal TNI Komaruddin Simanjuntak, Selasa (11/4) yang dilaksanakan di dua tempat yang berbeda.

Acara tradisi Tepung Tawar dilaksanakan di Base Off Lanud Bandara I Gusti Ngurah Rai, Tuban, Badung. Tradisi itu mengandung makna sebagai penolak segala rintangan dan bala bencana serta mensucikan secara lahir bathin bagi pejabat baru dengan harapan agar dalam mengemban tugas terhindar dari segala rintangan, gangguan dan marabahaya serta selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa.

Baca juga:  Pilkada Serentak, TNI Bersiap Hadapi Situasi Tak Terduga

Tradisi selanjutnya yaitu penciuman Pataka dilaksanakan di Makodam sebagai tanda pengukuhan menjadi Prajurit Kodam IX/Udayana yang memiliki lambang kebesaran dan panji-panji kehormatan berupa Pataka Kodam IX/Udayana (Praja Raksaka) yang mengandung makna sebagai Prajurit pelindung dan pengayom  rakyat.

“Terima kasih kepada rakyat Bali, NTB dan NTT yang sudah menerima saya sebagai warga Kodam IX/Udayana. Diawali dengan tradisi Tepung Tawar dan tradisi tadi mengingatkan saya karena bukan orang baru sebanarnya. Saya pernah jadi Dandim Badung dan Kasrem Wira Satya,” ujar Pangdam Komaruddin.

Baca juga:  Ratusan Pengendara di Bangli Terjaring Operasi Patuh

Program 100 hari, lanjut mantan Kasdam II/Sriwijaya ini, mengawali tugasnya akan melakukan ke dalam. Maksudnya ia akan melihat kondisi dan situasi Bali, NTB dan NTT. Dua minggu jenderal bintang dua di pundak ini menegasan akan berada di wilayah perbatasan dan tidur bersama prajurit sehingga tahu betul kondisi serta situasinya sehingga bisa diantisipasi. Setelah itu dilanjutkan ke wilayah NTB dan terakhir di Bali.

Baca juga:  Wujudkan Indonesia Berdaulat Pangan, Gubernur Koster Diapresiasi Ribuan Peserta Musrenbangnas

“Bali jadi agenda tersendiri bagi kami karena  menjadi tujuan wisata dunia dan harus dijaga.  Bali ini bukan hanya milik orang Bali tapi punya orang Indonesia atau NKRI sehingga semua harus menjaganya,” ujarnya.(Kerta Negara/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *