Dua wisatawan mancanegara (wisman) berwisata di Monumen Perjuangan Rakyat Bali Bajra Sandhi, Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penurunan kunjungan wisatawan tengah dirasakan Bali hingga pertengahan Desember ini. Libur Tahun Baru diharapkan mampu mendongkrak kunjungan wisatawan ke Bali.

Sekretaris Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) Bali I Nyoman Subrata, Selasa (23/12) mengatakan, hingga pertengahan Desember ini penurunan yang dialami pada anggotanya rata-rata mencapai 20 hingga 25 persen dari bulan-bulan sebelumnya.

Meski demikian dia menyebutkan siklus ini sudah biasa terjadi dari tahun ke tahun.

Baca juga:  Festival Bakar Tongkang, 47 Ribu Wisatawan Serbu Riau

Menurutnya peningkatan kunjungan akan mulai naik jelang Tahun Baru. Kondisi ini biasanya akan berlanjut hingga 5 Januari. “Biasanya periode Januari ke Februari akan rame juga karena bertepatkan dengan Hari Raya Imlek,” katanya.

Lebih lanjut Subrata mengatakan, jika melihat kunjungan secara menyeluruh di Bali, justru membaik. Dia menyebutkan hingga 15 Desember kunjungan wisatawan khususnya wisatawan asing ke Bali telah mencapai 6,4 juta. “Dan kita masih punya waktu hingga akhir bulan nanti,” ungkapnya.

Baca juga:  Tampil di Ardha Candra, "Busur Hujan" Jadi Andalan Navicula

Sementara itu Ketua Asita Bali I Putu Winastra pada acara Year-End Gathering Asita di Nusa Dua, Senin (22/12) mengatakan, maraknya informasi atau berita terkait bencana di Bali turut berpengaruh terhadap animo kunjungan wisatawan. Pihaknya berharap ke depan semua pihak dapat mensuport pariwisata Bali dengan tidak masif mengekpose hal-hal yang bersifat negatif kepada destinasi. “Itu kalau kita besar-besarkan akan menjadi kerugian bersama,” ungkapnya.

Baca juga:  Relokasi Korban Longsor Kintamani, BNPB Mulai Survei Lokasi

Pihaknya juga mendorong Pemerintah untuk membentuk suatu institusi kehumasan di Bali yang mampu menyampaikan sesuatu yang real namun beretika.

“Misalnya kita mengakui terjadi suatu bencana, namun turut disampaikan pula langkah-langkah yang dilakukan sebagai upaya perbaikan. Karena seringkali isu-isu yang beredar menjadi liar,” imbuh Winastra. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN