
DENPASAR, BALIPOST.com – Tingkat hunian atau okupanasi kamar hotel di Kota Denpasar tidak memberi harapan baik pada perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun 2025 ini. Okupansi diperkirakan tidak naik signifikan seperti tahun sebelumnya. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti bencana yang terjadi, isu sampah dan sebagainya.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Denpasar, Ida Bagus Gede Sidharta Putra, Kamis (18/12) mengatakan, Nataru tidak memberi harapan besar untuk peningkatan okupansi. Saat ini dalam kondisi low season okupansi sangat buruk, bahkan ada hotel hanya terisi sekitar 20 hingga 30 persen. Padahal okupansi kamar hotel di Kota Denpasar mencapai rata-rata 50 persen.
Kondisi tersebut sudah terjadi sejak akhir November hingga pertengahan Desember ini. “Memang ada kelihatan akan merangkak sedikit setelah tanggal 25 itu. Mungkin merangkak menjadi 70 persen, tidak seperti tahun lalu yang mungkin boomingnya orang traveling setelah covid ke Bali yang menawarkan banyak hal,” katanya.
Tahun ini, kata Gusde panggilan akrabnya, banyak berita negatif yang terjadi dan mempengaruhi minat wisatawan berkunjung ke Bali termasuk Kota Denpasar. “Banyak sampah, banjir, bule mati di selokan. Itu berita negatif buat turis penurunan cukup signifikan di low season pada 2025 dibanding 2024,” terangnya.
Di Sanur sendiri, kata dia, jenis tamu menginap didominasi oleh wisatawan mancanegara (wisman), terutama Australia dan Eropa. Demikian saat Nataru peningkatan kunjungan akan terjadi pada tamu domestik, namun wisman tetap mendominasi.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat dikonfirmasi mengatakan, Pemerintah Kota (Pemkot) melihat okupansi masih tetap optimis. Karena yang dijadikan patokan yakni Sanur, rata-rata okupansi dalam waktu 1 tahun di atas 75 persen.
“Artinya kalau pun terjadi penurunan di Bulan November ini, kami rasa tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap potensi pajak dari sepanjang tahun 2025 ini,” katanya.
Dia mengatakan, di Denpasar pada bulan-bulan tertentu okupansi bisa mencapai di bawah 50 persen. Kemudian jelang akhir tahun biasanya okupansi di atas 75 persen. Sepanjang 2025 ini rata-rata 75 persen. Terkiat pemberitaan bencana yang sering viral akhir-akhir ini, pihaknya telah berupaya menekan agar potensi viral tersebut tidak terlalu meluas. (Widiastuti/bisnisbali)










