
DENPASAR, BALIPOST.com – Kontingen panjat tebing Bali menutup Kejuaraan Nasional Panjat Tebing XIX FPTI 2025 dengan satu emas. Satu-satunya medali itu datang dari tangan atlet Buleleng, Desak Made Rita Kusuma Dewi, yang tampil tanpa cela di GOR Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (29/11).
Di tengah persaingan ketat dari provinsi-provinsi kuat lainnya, Desak Rita tampil sebagai penyelamat nama Bali. Aksinya di lintasan membuat publik terpukau dan berhasil memastikan Bali tidak pulang dengan tangan hampa.
Dalam klasemen akhir, Bali duduk di posisi keenam. Jawa Timur keluar sebagai juara umum dengan dominasi lima emas dan tiga perak, sementara tuan rumah Jawa Tengah menempati urutan ketiga.
Ketatnya lomba dan minimnya peluang tidak menggentarkan atlet berpengalaman itu. Desak Rita berhasil membawa pulang emas pertama dan satu-satunya untuk Pulau Dewata.
Ketua Umum FPTI Buleleng, Dr. H. Wahjoedi, menyampaikan apresiasi besar. “Selamat buat Provinsi Bali yang berhasil duduk di peringkat 6 Kejurnas XIX dengan 1 emas melalui atlet andalan Buleleng, Desak Made Rita Kusuma Dewi,” ujarnya bangga.
Ia menegaskan, hasil ini adalah bukti bahwa kualitas atlet-atlet Buleleng tidak bisa diremehkan di panggung nasional.
Bali menurunkan sembilan atlet lima putra dan empat putri dengan empat di antaranya berasal dari Buleleng. Namun, dari seluruh nomor yang diikuti, hanya Desak Rita yang berhasil menyumbang hasil terbaik.
“Raihan medali Bali hanya satu emas, sesuai hasil resmi. Ini jadi catatan penting bagi kami,” tegas Wahjoedi, Minggu (30/11).
Meski bangga, FPTI Bali mengakui bahwa capaian ini harus menjadi langkah awal untuk pembenahan. Minimnya perolehan medali dibanding provinsi lain menjadi alarm bagi penguatan pembinaan di kabupaten/kota.
“Capaian ini menjadi penyemangat, tapi juga evaluasi. Kami berharap daerah-daerah memperkuat pembinaan usia dini agar Bali tidak hanya bergantung pada satu-dua atlet saja,” ujar Wahjoedi.
Usai Kejurnas XIX, FPTI Bali menargetkan peningkatan kualitas latihan, menambah frekuensi try out, hingga memperkuat koordinasi antar-daerah. (Suka Adnyana/balipost)










