Arus kapal penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk. Pada libur panjang Nataru diprediksi terjadi kenaikan 4 persen. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Menghadapi puncak mobilitas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) memastikan seluruh jalur penyeberangan utama yang menghubungkan Sumatera–Jawa–Bali berada dalam kondisi siap operasi. Fokus utama menjaga kelancaran arus penumpang dan kendaraan yang tahun ini diperkirakan meningkat sekitar 4 persen dibanding periode Nataru sebelumnya.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Aan Suhanan, dalam keterangan rilis mengatakan angkutan Nataru tahun ini membutuhkan pola operasi luar biasa, bukan sekadar pengulangan dari tahun sebelumnya. Kesiapan tiga pelabuhan menjadi strategi utama dalam mengelola peningkatan mobilitas yang diprediksi naik lebih dari 4 persen. Menghadapi tantangan cuaca, lonjakan pelaku perjalanan, serta distribusi logistik yang tetap harus berjalan, ASDP memaksimalkan seluruh sumber daya, mulai dari kesiapan kapal, SDM, sistem digital Ferizy, hingga pemantauan real-time di setiap titik pergerakan.’

Direktur Operasi dan Transformasi ASDP, Rio Lasse, mengatakan perubahan pola perjalanan masyarakat membuat pengelolaan arus tahun ini lebih menantang. Seluruh keputusan operasional, kata dia, harus berbasis data dan responsif terhadap kondisi lapangan.

Baca juga:  600 Personil Gabungan Dilibatkan Amankan Arus Mudik Lebaran di Gilimanuk

“Digitalisasi tiket melalui Ferizy membuat manajemen arus bisa dimulai sejak pengguna masih di rumah. Ini sangat berpengaruh pada kelancaran dan keselamatan perjalanan,” ujarnya Selasa (26/11). Implementasi pembatasan area pembelian tiket demi mencegah antrian liar di sekitar Pelabuhan juga diterapkan di samping sistem penyangga (delaying system) juga diperluas pada rest area dan ruas arteri.

Khusus di lintasan Ketapang–Gilimanuk, yang termasuk tiga penyeberangan utama, antara 28 hingga 33 kapal akan dioperasikan sesuai kebutuhan. Penambahan fasilitas juga dilakukan, termasuk satu dermaga LCM di Gilimanuk yang menambah kapasitas hingga 2.000 kendaraan kecil. Kebijakan pembatasan kendaraan barang sumbu tiga ke atas pada 19 Desember 2025–4 Januari 2026 tetap diberlakukan untuk menjaga kelancaran arus. Sepeda motor, kendaraan kecil, dan bus mendapat prioritas penyeberangan karena sensitivitas perjalanan yang lebih tinggi.

Baca juga:  Perampok Asal Rusia Diprediksi Masih di Bali

Sejumlah area penyangga di Banyuwangi seperti Terminal Sri Tanjung dan Grand Watu Dodol, serta beberapa titik di Gilimanuk seperti Terminal Kargo, UPPKB Cekik, Rambut Siwi, dan Pengeragoan dipersiapkan untuk mengontrol volume kendaraan.

Rio menambahkan, sebagian arus logistik akan dialihkan melalui Pelabuhan Jangkar–Lembar untuk meringankan beban lalu lintas darat di Bali yang kerap menjadi titik padat saat Nataru. Prosedur keselamatan juga ditingkatkan seiring prediksi BMKG mengenai potensi cuaca ekstrem, seperti angin kencang dan gelombang tinggi di Selat Bali.

Kesiapan Jalan

Sementara itu, untuk kelancaran arus di Jalan Denpasar-Gilimanuk, sejumlah ruas jalan yang berlubang ringan mulai diperbaiki. Proses perbaikan yang sudah berlangsung sejak sebulan terakhir, sudah mencapai 85 persen perbaikan jalan rusak di wilayah Jembrana (Cekik-Antosari).

Baca juga:  Tahun Depan, Terminal Seririt akan Diperbaiki

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) 1.2 Provinsi Bali, Satker PJN Wilayah I Provinsi Bali, BPJN Jawa Timur-Bali I Made Mardita mengatakan guna mempercepat perbaikan jalan, PPK 1.2 membentuk tiga tim khusus untuk mempersiapkan jalan nasional saat libur panjang Natal dan Tahun Baru. “Tiga tim kita bagi untuk memperbaiki perkerasan jalan,” terang Mardita, Kamis (27/11). Salah satunya di Jalan Denpasar – Gilimanuk wilayah Desa Medewi, Kecamatan Pekutatan. Tim memperbaiki jalan dengan mengeraskan aspal jalan yang rusak. Sementara dua tim lainnya juga mobile melakukan perbaikan dengan menambal aspal jalan yang berlubang.

Menurutnya proses perbaikan jalan nasional di wilayah Jembrana hampir seratus persen. Dan ditargetkan pada 15 Desember mendatang jalan yang berlubang sudah ditambal termasuk perkerasan jalan. “Sekitar 85 persen jalan rusak sudah diperbaiki, terutama lubang sudah diperbaiki,” terangnya. (surya dharma/balipost)

 

BAGIKAN