Salah satu pedagang bahan kebutuhan pokok di Unit Pasar Kapal, Badung. Jelang hari raya Kuningan, harga bahan pokok mengalami kenaikan. (BP/eka)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Harga sejumlah kebutuhan pokok di Kabupaten Badung mengalami peningkatan pada minggu ketiga November 2025. Kenaikan ini dipicu meningkatnya permintaan menjelang hari raya Kuningan. Berdasarkan pemantauan, rata-rata komoditas menunjukkan kenaikan harga dibandingkan bulan Oktober 2025.

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan signifikan antara lain bawang merah, cabai merah. Bawang merah dan cabai merah besar menjadi komoditas dengan kenaikan tertinggi. Harga bawang merah yang pada Oktober 2025 berada di angka Rp36.500/kg naik menjadi Rp40.200/kg.

Sementara harga cabai merah besar yang sebelumnya Rp39.400/kg kini meningkat menjadi Rp43.600/kg. Namun demikian, beberapa kebutuhan lain justru mengalami penurunan harga, seperti daging ayam ras, telur ayam ras, beras, sabun detergen, dan ikan tongkol.

Baca juga:  Denpasar Inflasi 0,41 Persen pada September 2025

Kabag Ekonomi Setda Badung, Anak Agung Sagung Rosyawati saat dihubungi, Rabu (26/11), tidak menampik adanya lonjakan harga di sejumlah komoditas menjelang Hari Raya Kuningan.

Namun, lonjakan yang terjadi tidak serta merta akibat tingginya permintaan. Seperti halnya lonjakan harga bawang merah akibat terbatasnya pasokan akibat mulai masuknya musim hujan sejak Oktober di sebagian wilayah Bali dan Nusa Tenggara, seperti Bangli sebagai sentra penghasil bawang merah di Bali.

“Begitu juga harga cabai merah besar meningkat karena pasokan yang terganggu karena cuaca yang kurang kondusif. Pasokan cabai merah besar berasal Bangli dan Tabanan, serta Jawa Timur yaitu Jember dan Banyuwangi,” ungkapnya.

Baca juga:  Cegah Spekulan Sembako Jelang Lebaran

Rosyawati memastikan Pemkab Badung telah mengambil langkah-langkah pengendalian agar lonjakan harga tidak berdampak signifikan terhadap inflasi daerah. Menjelang Kuningan, pihaknya melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM), program Badung Promo Tani, pemantauan harga dan stok komoditas, serta koordinasi dengan daerah penghasil untuk memastikan kelancaran pasokan. Pemerintah juga menyalurkan bantuan stimulus hari raya sebagai antisipasi dampak inflasi.

“Untuk menjaga stabilitas inflasi perlu perhatian serius, terutama untuk menjaga keseimbangan ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi serta komunikasi efektif,” katanya.

Dia mengakui, peningkatan harga sejumlah komoditas pangan strategis serta naiknya permintaan masyarakat menjelang hari raya dan akhir tahun menjadi faktor pendorong inflasi yang perlu direspons cepat melalui pemantauan harga dan stok untuk memastikan barang kebutuhan pokok tersedia.

Baca juga:  Waspadai Kenaikan Harga Minyak Goreng

“Kami dengan dinas terkait telah melaksanakan pemantauan dan menerima laporan dari pengelola pasar tradisional secara harian untuk mengetahui ketersediaan pasokan dan perkembangan harga kebutuhan pokok. Hasil ini juga kami laporkan harian kepada TPID Provinsi Bali melalui upload data pada aplikasi Sigapura,” jelasnya.

Bantuan sosial hari raya, kata AA Rosyawati, juga sebagai langkah nyata pemerintah daerah dalam membantu masyarakat menghadapi kenaikan harga kebutuhan pokok, serta menjaga daya beli masyarakat menjelang HBKN. “Bantuan ini diharapkan dapat menjaga daya beli, sekaligus menjadi stimulan agar masyarakat bisa merayakan hari raya dengan layak,” pungkasnya. (Parwata/balipost)

 

BAGIKAN