Pengukuran balita di Banjar Tanjung, Desa Sanur Kauh. (BP/May)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dinas Kesehatan (Diskes) Denpasar menemukan 83 balita yang mengalami stunting saat pengukuran serentak pada pekan lalu. Selain itu, ditemukan 19 balita mengalami gizi buruk.

Kepala Dinas Kesehatan Denpasar dr. AA Ayu Agung Candrawati, Kamis (13/11), mengatakan, hasil pengukuran serentak Sabtu (8/11), ada 12.158 balita yang ditimbang. Dari jumlah tersebut, 0,68 persen atau 83 balita mengalami stunting dan 0,16 persen atau 19 balita mengalami gizi buruk.

Lanjutnya, di Hari Kesehatan Nasional (HKN) tahun ini, tema yang diangkat yaitu Generasi Sehat Masa Depan Hebat. Kegiatan diawali dengan pencatatan data stunting yang mendekati riil. Untuk itu, dilakukan pengukuran serentak untuk menindaklanjuti hasil Survei Statis Gizi Indonesia (SSGI).

Baca juga:  Taman Ayun

Untuk mendapatkan angka riil, maka pengukuran dilakukan posyandu secara serentak. Pelaksanaan pengukuran serentak dilakukan selama dua minggu, setelah itu baru dilakukan penghitungan stunting.

Sementara, target sasaran balita yang diukur sekitar 18.000-20.000 balita di Denpasar berdasarkan data Agustus 2025. Data bisa berfluktuasi karena usia balita bisa berubah.

Berdasarkan data SSGI, angka stunting Denpasar tergolong tinggi. Tahun 2024 sebesar 10,8 persen dan tahun 2025 turun menjadi 10,4 persen. Sedangkan dari hasil riil penimbangan yang dilakukan dengan aplikasi e-PPGM (elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) didapatkan angka stunting 2 persen.

Baca juga:  Komit Turunkan Angka Balita Stunting, Pj. Ketua TP PKK Bali Sambangi Tabanan

Menurutnya, kualitas gizi ibu yang buruk selama kehamilan dapat menyebabkan stunting pada anak dan meningkatkan risiko angka kematian ibu (AKI) serta angka kematian bayi (AKB). Sebaliknya, program pencegahan stunting, yang meliputi edukasi gizi dan kesehatan ibu, juga secara simultan berkontribusi pada penurunan AKI dan AKB.

Angka kematian ibu di Denpasar tahun 2024 sebanyak 123,3 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi tahun 2024 sebesar 10,56 per 100.000 kelahiran hidup. Dengan upaya preventif yang dilakukan dimulai dari pengukuran, Diskes Denpasar menargetkan AKI tahun 2025 turun menjadi 120 per 100.000 kelahiran hidup dan target AKI tahun 2026 sebesar 119,5 per 100.000 kelahiran hidup.

Baca juga:  Melvin Platje Tak Pulang ke Belanda

Sedangkan target AKB tahun 2025 sebanyak 10 per 100.000 kelahiran hidup dan target AKB tahun 2026 sebanyak 9,7 per 100.000 kelahiran hidup. (Citta Maya/balipost)

 

BAGIKAN