Petugas Damkar Buleleng mengevakuasi seekor ular dari rumah warga. (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Memasuki awal musim hujan, kemunculan ular di permukiman warga Kabupaten Buleleng semakin marak. Hampir setiap hari, petugas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Buleleng menerima laporan warga terkait keberadaan ular yang keluar dari habitatnya akibat genangan air.

Kasus terbaru terjadi Kamis (13/11) dini hari. Sekitar pukul 03.47 WITA, Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalop) Damkar menerima laporan dari warga atas nama Made Indrawati yang beralamat di Jalan Pulau Menjangan, Banyuning Selatan.

Ia melaporkan adanya seekor ular yang masuk ke dalam rumahnya. Tim Reaksi Cepat Pos Induk Damkar pun segera diterjunkan ke lokasi. Hanya dalam waktu sekitar 10 menit, ular berhasil dievakuasi dengan aman.

Baca juga:  Kafe "Radja" Seririt Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 150 Juta

Tak lama berselang, sekitar pukul 06.40 WITA, Pusdalop juga menerima laporan serupa dari warga atas nama Nyoman Suci Ariyani di Lingkungan Sangket, Kelurahan Sukasada.

Kali ini seekor ular piton terlihat di area belakang Tugu Tri Yudha Sakti. Tim Reaksi Cepat Regu 4 Pos Induk Damkar kembali bergerak cepat ke lokasi dan berhasil mengevakuasi ular tersebut dalam waktu sekitar lima menit.

Kepala Dinas Damkar dan Penyelamatan Buleleng, I Gede Arya Suardana, membenarkan meningkatnya laporan evakuasi ular sejak awal November. Menurutnya, fenomena ini memang rutin terjadi setiap memasuki musim hujan.

Baca juga:  Panitia Nyepi Gelar Baksos dan Periksa Kesehatan

Genangan air di habitat alami membuat hewan melata itu mencari tempat yang lebih kering serta sumber makanan di sekitar permukiman warga. “Begitu musim hujan, habitat ular tergenang air. Jadi mereka keluar mencari tempat aman dan mangsa, biasanya hewan ternak warga. Laporannya hampir setiap hari kami terima,” ujar Arya Suardana.

Ia menambahkan, sejak awal November hingga pertengahan bulan ini, petugas Damkar Buleleng telah mengevakuasi sedikitnya tujuh ekor ular dari berbagai wilayah. Setelah dievakuasi, ular-ular tersebut tidak dimusnahkan, melainkan dilepaskan kembali ke habitat alaminya yang jauh dari permukiman.

Baca juga:  Waspada, Dalam 4 Hari Sejumlah Ular Masuk Rumah Warga di Denpasar

“Kami tidak membasmi ular, karena mereka bagian penting dari keseimbangan ekosistem. Kalau ular habis, populasi tikus bisa meningkat pesat. Jadi setiap ular yang kami tangkap akan kami lepas ke lokasi yang aman dan jauh dari warga,” jelasnya. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN