
SINGARAJA, BALIPOST.com – Setelah sempat dihentikan sementara, proses evakuasi limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dari kapal Floating Storage Offloading (FSO) Cinta Natomas di Pelabuhan Celukan Bawang, Kabupaten Buleleng, kembali dilanjutkan.
Keputusan ini diambil usai tim gabungan dari KSOP Kelas IV Celukan Bawang, Pertamina EP Zona 11, PT Tenang Jaya Sejahtera, PT Pelindo Cabang Celukan Bawang, dan Polairud melakukan pengecekan langsung di lapangan pada Minggu (2/11) lalu menggunakan Kapal Negara (KN) 50039. Juga digelar rapat klarifikasi bersama seluruh pihak terkait pada Senin (3/11) di Kantor KSOP Celukan Bawang.
Kepala KSOP Celukan Bawang Taufikur Rahman, menegaskan hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada indikasi kebocoran maupun tumpahan minyak di dalam area oil boom FSO Cinta Natomas.
“Berdasarkan hasil patroli Kapal Negara KN. 50039, kondisi di dalam oil boom bersih dan aman. Tidak ditemukan adanya lapisan minyak atau kebocoran dari FSO Cinta Natomas,” ujar Taufikur Rahman, Senin (10/11).
Ia menjelaskan, cairan yang sempat terlihat di sekitar area FSO berada di luar batas oil boom dan bukan berasal dari aktivitas di dalamnya. Hasil pemantauan lanjutan menunjukkan cairan tersebut menghilang beberapa jam kemudian tanpa meninggalkan residu ataupun bau minyak.
“Kami memastikan seluruh aktivitas di FSO berlangsung normal dan sesuai prosedur keselamatan lingkungan. Dugaan tumpahan minyak berasal dari luar area oil boom,” tambahnya.
Kegiatan di FSO Cinta Natomas sendiri merupakan bagian dari proses pembersihan tangki penyimpanan (tank cleaning) yang dilaksanakan oleh PT Tenang Jaya Sejahtera atas nama PT Pertamina EP Zona 11. Kegiatan ini telah mengantongi izin resmi dari KSOP Celukan Bawang dan diawasi langsung oleh petugas HSSE (Health, Safety, Security, and Environment).
Perwakilan Pertamina EP Zona 11, Eric Wibisono menegaskan komitmen perusahaan dalam menjaga keselamatan kerja sekaligus kelestarian lingkungan laut selama kegiatan berlangsung.
“Seluruh tahapan kegiatan dijalankan sesuai standar HSSE. Petugas kami selalu siaga di lokasi untuk memastikan kegiatan berjalan aman dan tidak menimbulkan dampak lingkungan,” jelas Eric.
Sebagai langkah antisipatif, Pertamina juga menyiagakan peralatan tanggap darurat tumpahan minyak (oil spill response equipment) serta secara rutin melakukan drill bersama kontraktor pelaksana guna memastikan kesiapan menghadapi situasi darurat jika terjadi indikasi pencemaran.
Sementara itu, PT Pelindo Celukan Bawang turut berperan aktif dalam pengawasan aktivitas pelabuhan, memastikan seluruh kegiatan di area perairan berlangsung sesuai prosedur, dan terus berkoordinasi dengan KSOP.
Sebagai tindak lanjut hasil rapat pada 3 November 2025, KSOP bersama Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng juga akan melakukan pengambilan sampel dan uji kualitas air laut (water sampling and testing) di sekitar area FSO guna memastikan perairan tetap bersih dan bebas dari pencemaran.
“Kami menegaskan kembali, tidak ada kebocoran minyak dari FSO Cinta Natomas. Perairan Celukan Bawang dalam kondisi bersih, aman, dan terkendali,” pungkas Taufikur Rahman. (Nyoman Yudha/balipost)










