Pelatih Juventus, Igor Tudor. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Awan kelabu menyelimuti Juventus Stadium. Klub raksasa Serie A itu resmi memecat pelatih Igor Tudor beserta tiga stafnya pada Senin (27/10), setelah rentetan hasil buruk membuat Si Nyonya Tua terpuruk di papan tengah klasemen.

Keputusan ini menandai berakhirnya masa singkat Tudor di kursi panas Turin  hanya tujuh bulan sejak ia ditunjuk menggantikan Thiago Motta pada Maret 2025.

Dalam pernyataan resminya, Juventus FC mengumumkan klub telah memberhentikan Igor Tudor dari jabatannya sebagai pelatih tim utama, beserta stafnya, Ivan Javorcic, Tomislav Rogic, dan Riccardo Ragnacci. Klub berterima kasih atas profesionalisme mereka dan mendoakan yang terbaik di masa depan.

Dikutip dari Kantor Berita Antara, sementara ini posisi pelatih akan diambil alih oleh Massimo Brambilla, pelatih Juventus Next Gen, saat menghadapi Udinese pada Kamis (30/10).

Baca juga:  Alessandro Del Piero : Dukungan Keluarga Sumber Motivasi Utama

Tudor yang sempat menjadi pemain bertahan andalan Juventus era awal 2000-an, kembali ke Turin dengan harapan besar. Namun, perjalanan keduanya di klub justru berakhir pahit.

Dari 11 pertandingan di semua kompetisi musim ini (8 di Serie A dan 3 di Liga Champions), Juventus hanya mampu meraih 12 poin dan terdampar di posisi ke-8 klasemen sementara.

Yang lebih mencolok, Juventus gagal menang dalam delapan laga terakhir  termasuk kekalahan menyakitkan dari Como (0-2), Real Madrid (0-1) di Liga Champions, dan Lazio (0-1) yang menjadi puncak kesabaran manajemen.

Sumber internal klub yang dikutip media Italia menyebut bahwa suasana ruang ganti mulai “dingin” dalam beberapa pekan terakhir. Sejumlah pemain senior dikabarkan kehilangan kepercayaan terhadap pendekatan taktik Tudor yang dinilai terlalu defensif dan monoton.

Baca juga:  Juve Tertahan di San Paolo

Pelatih asal Kroasia itu dikenal tegas dan disiplin dua hal yang sempat membuatnya disukai fans pada awal masa jabatannya. Namun hasil yang tak kunjung datang membuat posisinya goyah.

“Saya tidak memikirkan masa depan saya. Saya hanya fokus pada tim dan pertandingan berikutnya.”

Namun, pernyataan itu ternyata menjadi yang terakhir sebagai pelatih Juventus. Beberapa jam kemudian, manajemen menggelar rapat darurat dan langsung mengumumkan pemecatan.

Hingga kini, Juventus belum menunjuk pelatih baru. Nama-nama besar mulai beredar di media Italia, seperti Antonio Conte, Zinedine Zidane, hingga Thiago Motta yang disebut bisa “pulang” ke Turin.

Namun klub dikabarkan tak ingin tergesa-gesa, terutama karena jadwal padat di Serie A dan Liga Champions menuntut stabilitas dalam waktu singkat.

Baca juga:  Porsenijar Ditutup, Kecamatan Klungkung Sabet Juara Umum

Pelatih interim Massimo Brambilla diberi mandat untuk memulihkan moral tim dan mengembalikan kepercayaan diri para pemain, sembari manajemen menyeleksi calon pelatih permanen.

Pemecatan Tudor menjadi bab terbaru dari krisis berkepanjangan Juventus dalam tiga musim terakhir  di mana klub terus berganti pelatih tanpa arah permainan yang jelas.

Dari Andrea Pirlo, Massimiliano Allegri, Thiago Motta, hingga kini Tudor, semua datang dengan janji membangkitkan kejayaan, namun gagal membawa Juventus mendekati dominasi yang dulu mereka nikmati.

Kini, Juventus kembali berada di persimpangan jalan. Antara membangun ulang identitas sepak bola modern atau terus terjebak dalam siklus pergantian pelatih yang tak berujung.

Yang pasti, publik Turin menuntut satu hal, “Kemenangan”. (kmb/balipost)

BAGIKAN