
GIANYAR, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Gianyar bersama Taman Prakerti Buana, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI), dan Pinandita Sanggraha Nusantara (PSN) Korda Gianyar melaksanakan Karya Mapadudusan Ngerastitiang Jagat lan Sedaging Jagat di Pura Agung Gunung Raung, Desa Adat Taro Kaja, Selasa (21/10) bertepatan dengan Anggara Umanis Wariga.
Karya suci ini digelar sebagai bentuk persembahan dan doa bersama untuk memohon keseimbangan alam semesta, kedamaian, serta keselamatan jagat raya. Upacara diikuti sekitar 800 peserta yang terdiri atas unsur Pemkab Gianyar, pengurus PHDI, PSN Korda Gianyar, serta krama Desa Adat Taro Kaja.
Ketua PHDI Kabupaten Gianyar, I Wayan Ardana di sela kegiatan Karya Mapadudusan mengungkapkan pelaksanaan karya ngerastiti jagat ini merupakan momentum spiritual untuk memohon keharmonisan antara bhuana agung (alam semesta) dan bhuana alit (manusia). Hal ini penting dilakukan mengingat beberapa waktu lalu Bali, khususnya Gianyar, sempat dilanda bencana banjir. “Kita berdoa bersama agar alam kembali seimbang, bencana tidak lagi melanda, dan seluruh makhluk hidup mendapatkan keselamatan serta kedamaian,” ucapnya.
Dijelaskannya, Pura Agung Gunung Raung dipilih sebagai lokasi karya karena pura ini dikenal sebagai salah satu pura tertua di Bali dan memiliki nilai historis serta spiritual yang tinggi. Dukungan krama Adat Taro Kaja dalam pelaksanaan Karya Mapadudusan Ngerastitiang Jagat lan Sedaging Jagat sangat luar biasa. “Masyarakat bergotong royong dan penuh bhakti mengikuti upacara guna bersama-sama ngerastiti, memohon alam dedeg rahayu kerta raharja,” tutur Ardana.
Owner Taman Prakerti Buana, Ida Bagus Aji Mangku Suparta, menyampaikan pihaknya turut mendukung pelaksanaan karya ini dengan menyediakan berbagai sarana upakara. Karya dipuput oleh 11 sulinggih sarwa sadaka, yang memimpin seluruh rangkaian doa dan persembahyangan.
“Tujuan utama dari ngerastiti jagat lan sedaging jagat ini adalah menyucikan bhuana agung dan bhuana alit, agar tercipta keseimbangan antara alam dan manusia,” jelasnya.
Rangkaian upacara ditutup dengan nyurud ayu dan mejaya-jaya oleh seluruh pemangku PSN Korda Gianyar sebagai simbol penyucian diri dan peneguhan spiritual.
Ketua MDA Gianyar AA Gde Alit Asmara menambahkan Karya Mapadudusan Ngerastitiang Jagat merupakan upacara Pamahayu Jagat yang diselenggarakan di Gianyar, khususnya setelah musibah banjir. Upacara ini memiliki makna utama untuk memohon keharmonisan dan keselamatan khususnya di wilayah Gianyar secara niskala (spiritual) dan sekala (nyata). Tujuannya adalah agar Gianyar terhindar dari bencana dan kembali mencapai kondisi yang harmonis.
“Makna dan Tujuan Upacara Pamahayu Jagat menciptakan keharmonisan, harapan utama adalah agar keadaan di Gianyar, khususnya, menjadi harmonis dan tidak ada bencana lagi,” tegasnya. (Wirnaya/balipost)