
DENPASAR, BALIPOST.com – Melihat kader partai yang solid dan pengorganisasian yang mantap, Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPD PDIP) Bali ditarget menang hingga 2125. Hal itu sesuai dengan haluan pembangunan Bali masa depan sampai 100 tahun. Demikian disampaikan Ketua Bidang Ideologi DPP PDIP, Djarot Saiful Hidayat, sebelum menutup Konfercab dan Konferda DPD PDIP Bali di Bali Sunset Road Convention Center, Denpasar Selatan, Sabtu (18/10).
Ia mengatakan secara ideologis yang diurus partai adalah rakyat Bali. “Kenapa tadi Ketua DPD PDI Perjuangan Bali (Wayan Koster) berapi-api karena siap jadi partai pelopor. Apa syarat? Apakah syarat itu sudah terpenuhi? Sudah dilantik sebagai pengurus, artinya kita semua harus mengurus. Siapa yang diurus? Apakah diri kita, keluarga, anggota partai? Yang diurus adalah rakyat masih miskin dan susah,” ujarnya.
Ia pun menekankan semua pengurus itu pada hakekatnya pelayan rakyat dan untuk jadi partai pelopor syarat utama adalah disiplin. Disiplin idelogi, organisasi, harus konsilidasi, mulai PAC, ranting dan anak ranting. Mengkonsonlidasikan badan dan sayap partai.
“Disiplin ideologi, organisasi, dan gerakan seluruh kader partai turun ke bawah, keluar dari zona nyaman. Ini saatnya momentum kemenangan di Bali. DPD PDI Perjuangan Bali jadi tauladan di seluruh Indonesia. Awal kemenangan kita dimulai dari Bali,” kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.
Ia menargetkan kemenangan pada 2029 harus meningkat dibandingkan 2024. Menurutnya pada 2024 merupakan tahun politik penuh gejolak, tapi DPD PDIP Bali tetap bertahan walau dikeroyok dan tetap jadi pemenang.
“Bantu dan layani rakyat dengan sepenuh hati. Dengan demikian maka dicintai dan dipilih seluruh rakyat Indonesia. Tahun 2029 kita menang lagi lebih besar. Revolusi belum selesai karena saat masih ada ratap tangis rakyat miskin. Pejuangan tetap lanjutkan, saya yakin dan percaya dengan kekuatan kita bisa mewujudkan satu tatanan masyarakat yang adil, makmur serta sejahtera di Provinsi Bali,” tutupnya.
Sementara itu, Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi, DPP PDIP Perjuangan, Andreas Hugo mengatakan PDIP selalu jadi pemenang saat pilpres dan pileg karena ditopang oleh pilar organisasi yang kuat. Kekuatan tersebut juga karena berkat ideologi partai, kader terlatih, struktur organisasi yang kuat dan mantap, serta didukung sumber daya yang terdidik, termasuk program-program disusun dengan baik.
“Kalau tidak ada organisasi dan struktur, itu namanya gerombolan. PDIP sudah membuktikan dan menunjukkan bahwa organisasi partai ini dari periode ke periode tiap 5 tahun jadi lebih baik,” ujarnya.
Menurutnya dalam Kongres PDIP ke-3 pada 2010 ada satu keputusan penting saat itu yaitu kembali ke akar ideologi partai. PDIP adalah partai modern yang ideologis dan itu suatu keputusan fenomenal.
Dalam perjalanan dari waktu ke waktu, PDIP selalu menang besar. Dimulai dari 2009, kemudian 2014. “Tahun 2019 kita menang lagi. Pada 2024 meksipun Jokowi berhadapan dengan kita, tapi tetap menang. Karena partai ini disokong oleh pilar organisasi yang kuat. Hari ini (Sabtu) kita mulai fase baru, Konferda dan Konfercab dimulai dari Bali,” ujarnya.
Bicara organisasi ada dua komponen penting yaitu pengurus dan anggota. Kalau setelah dilantik pengurusnya tidak mengurus, Andreas menekankan mending jadi anggota saja.
Tugas pengurus, baik DPC, DPD dan DPP PDIP adalah mengurus partai. Apalagi sudah disumpah untuk mengurus partai. “Kalau ke Bali itu selalu ada aroma-aroma kemenangan. Apalagi struktur di Bali sangat kuat dan jadi model struktur yang lain,” kata Andreas.
Yang penting sekarang adalah melebarkan sayap partai ke segmen tertentu di masyarakat yang belum tersentuh. Misalnya segmen ekonomi kreatif, apalagi di Bali sangat kaya akan hal itu.
Selain itu segmen anak muda. “Kemenangan sering buat terlena. Jangan sampai tertidur di tengah kemenangan. Sebagai kawan harus saling mengingatkan. Kita melangkah lebih maju, besar dan Bali jadi salah satu model pengorganisasian partai yang terbaik di Indonesia,” tutupnya. (Kerta Negara/balipost)