Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana saat membuka The 1st Indonesia Tourism Marketing Week (ITMW) 2025 di Sanur, Sabtu (11/10). (BP/kmb)

DENPASAR, BALIPOST.com – Arah pembangunan pariwisata Indonesia kini memasuki fase baru. Pariwisata bukan hanya menjadi wajah bangsa, tetapi juga penggerak ekonomi dan tidak sekadar mengejar jumlah wisatawan, melainkan menumbuhkan kualitas dan dampak nyata bagi masyarakat serta lingkungan.

Menteri Pariwisata RI, Widiyanti Putri Wardhana saat membuka The 1st Indonesia Tourism Marketing Week (ITMW) 2025 di Sanur, Sabtu (11/10) menyampaikan, kekayaan budaya dan warisan nusantara menjadi modal besar.

Dalam Travel and Tourism Development Index (TTDI) 2024, Indonesia menempati peringkat pertama di Asia Tenggara dan peringkat ke-15 secara global dalam aspek culture resources.

Pencapaian ini menegaskan potensi budaya Indonesia mampu menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi sekaligus memperkuat citra Indonesia di mata dunia.

Baca juga:  Teluk Benoa Jadi Kawasan Konservasi Maritim

Dalam pemaparannya, kinerja sektor pariwisata pun terus menunjukkan tren positif. Setelah masa kebangkitan di tahun 2023, pada periode Januari-Agustus 2025 jumlah wisatawan mancanegara telah menembus lebih dari 10 juta kunjungan.

Pemerintah menargetkan 15 juta wisatawan mancanegara hingga akhir tahun 2025, dan naik menjadi 16-17 juta pada tahun 2026.

Dari sisi ekonomi, kontribusi pariwisata terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai 4,7% pada tahun 2023, dan diperkirakan meningkat menjadi 4,9% pada kuartal II tahun 2025.

Widiyanti memaparkan, empat lapangan usaha terkait pariwisata turut mencatat pertumbuhan signifikan pada semester I 2025, antara lain akomodasi dan makan minum naik 9,3% menjadi Rp311 triliun, transportasi dan pergudangan tumbuh 8,3% menjadi Rp714 triliun, jasa perusahaan meningkat 10,6% menjadi Rp231 triliun, dan jasa lainnya tumbuh 11,9% menjadi Rp246 triliun.

Baca juga:  Demi Efisiensi, Kepala OPD Tabanan Naik Bus ke Rakor Pembangunan Bali

Disebutkan, pemerintah kini menegaskan paradigma baru dalam pengembangan wisata. Fokus tidak lagi pada kuantitas kunjungan, tetapi pada kualitas pengalaman wisata dan dampak ekonominya.

“Transforming tourism toward quality and impact adalah arah baru yang kita fokuskan. Kita ingin pariwisata memberi manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan yang berkelanjutan,” ujarnya.

Sejalan dengan itu, berbagai program unggulan terus digencarkan seperti Gerakan Wisata Bersih, Pariwisata Naik Kelas, Event by Indonesia, dan Desa Wisata. Semua diarahkan untuk memperkuat nilai tambah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal.

Ia menegaskan Indonesia kini tengah menjalani transformasi besar menuju pariwisata berkualitas dan berkelanjutan. Pemerintah tengah mereformasi kebijakan melalui Undang-Undang Kepariwisataan yang baru, yang menekankan pembangunan terintegrasi dengan penguatan SDM, pelestarian budaya, pemberdayaan masyarakat, pemanfaatan teknologi digital, dan pengembangan event ekonomi kreatif.

Baca juga:  Dari Penipuan Marak hingga Bali Disebut Layak Turun ke PPKM Level 1

Sebagai langkah konkret, pemerintah juga meluncurkan Indonesia Quality Tourism Fund (IQTF), skema pendanaan khusus untuk meningkatkan daya saing dan kualitas destinasi nasional.
“Masa depan pariwisata bukan sekadar tentang berapa banyak orang yang datang, tetapi seberapa dalam pariwisata mampu menyentuh kehidupan, menjaga budaya, dan membentuk dunia yang lebih baik,” tegas Widiyanti.

Dengan arah kebijakan baru ini, pariwisata Indonesia diharapkan tidak hanya tumbuh secara ekonomi, tetapi juga menjadi kekuatan sosial-budaya yang berkelanjutan dan berdaya saing global. (Suardika/balipost)

BAGIKAN