Seorang pedagang menunggu pembeli daging ayam di salah satu pasar di Denpasar. Harga daging ayam dipasaran mengalami kenaikan akibat minimnya pasokan. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Minimnya pasokan di tengah rendahnya populasi ayam menyebabkan harga daging ayam di pasaran dalam sebulan terakhir mengalami kenaikan.

Saat ini, harga daging ayam Rp42.000 per kilogram (data sigapura.baliporv.go.id). Normalnya harga daging ayam mencapai Rp35.000 hingga Rp37.000 per kilogram.

Salah seorang penjual daging ayam di Denpasar Utara, I Nyoman Widana saat diwawancarai, Jumat (3/10), mengatakan tingginya harga daging ayam dikarenakan keberadaan ayam di kandang saat ini sedikit. Tingginya harga daging ayam tidak hanya terjadi di Bali. “Harga mahal saat ini karena populasi terbatas. Bukan hanya di Bali harga ayam mahal. Di Jawa juga sama mahalnya,” kata Widana.

Baca juga:  Puluhan Ton Daging Ayam Ditolak Masuk Bali

Dikonfirmasi terkait harga ayam, Ketua Perhimpunan Insar Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Broiler Bali, I Wayan Eka Murka mengatakan, kenaikan harga ayam dipengaruhi oleh beberapa faktor. Kondisi ini terjadi sejak jebolnya jalan di Tabanan yang menghubungkan Jawa dan Bali.

Saat itu, kata Eka Murka, pasokan pakan hingga day old chicken (doc) tersendat. Kondisi berlangsung hingga Juli. Hal tersebut membuat banyak peternak yang menjual ayamnya dan banyak tidak bisa memasukan doc ke kandang yang membuat populasi menjadi turun saat ini.

Baca juga:  Istri Hamil, Malah Gadaikan Motor Majikan Demi WIL

Di sisi lain kata dia, harga pakan saat ini juga naik hingga Rp350 per kilogramnya. Demikian juga harga doc naik dari Rp6.000 per ekor menjadi Rp8.000 per ekor. Hal tersebut berpengaruh terhadap operasional peternak.

“Ditambah bulan-bulan ini banyak upacara di Bali, dari hari baik pernikahan hingga upacara lainnya yang membuat permintaan ayam tinggi. Seperti Tumpek Landep kemarin permintaan cukup tinggi,” terang Eka Murka.

Baca juga:  Abu Vulkanik Gunung Agung Sampai Petang

Saat ini, kata dia, harga ayam di peternak mencapai Rp25.500 per kilogram berat hidup dengan break even point (BEP) mencapai Rp23.000 per kilogram. Demikian dia memprediksi harga akan kembali turun dalam waktu dekat.

“Karena di Jawa sudah mulai turun dari Rp23.500 per kilogram menjadi Rp21.500 per kilogram. Apalagi nanti upacara sudah mulai sepi dan okupansi hotel di Bali turun, harga ayam juga akan ikut turun,” imbuhnya. (Widiastuti/bisnisbali)

BAGIKAN