DENPASAR, BALIPOST.com – Ketua KONI Denpasar Putu Yudiatmika menekankan pentingnya sportivitas dan pemerataan prestasi antar daerah dalam pelaksanaan Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Bali. Meski Denpasar sebagai runner-up dalam ajang Porprov Bali XVI 2025 dengan 488 medali, Yudiatmika menyuarakan keprihatinan terhadap beberapa cabang olahraga (cabor) yang didominasi satu kabupaten secara tidak sehat.
“Kami apresiasi perjuangan atlet Denpasar. Tapi Porprov ini seharusnya bukan ajang dominasi, melainkan seleksi fair atlet potensial dari seluruh Bali menuju PON,” ujar Yudiatmika.
Ia menyoroti pentingnya perbaikan sistem dan mekanisme pertandingan, termasuk transparansi penilaian, dan tata cara kompetisi. Salah satu cabor yang menjadi sorotannya adalah Catur, yang menurutnya belum menggunakan sistem bagan terbuka layaknya turnamen resmi, sehingga membingungkan dan berpotensi menutup peluang atlet dari daerah lain.
“Kalau pakai sistem nilai saja tanpa bagan, bagaimana kita tahu siapa betul-betul terbaik? Ini harus dibenahi. Jangan sampai master-master kita dari berbagai daerah merasa terkebiri,” ujarnya.
Lebih lanjut, Yudiatmika menekankan agar pelaksanaan Porprov Bali 2027 mendatang di Singaraja menjungjung tinggi nilai keadilan dan integritas. Ia juga tidak menutup mata bahwa di internal Denpasar masih ada pekerjaan rumah, termasuk peningkatan performa cabor tertentu.
“Kami tetap evaluasi diri, tapi sistem di tingkat provinsi juga harus adil. Jangan sampai pola-pola tidak sportif justru merusak tujuan utama Porprov,” tegasnya.
Dengan semangat fair play dan pembinaan jangka panjang, KONI Denpasar berharap Porprov Bali ke depan benar-benar menjadi ajang adu prestasi, bukan sekedar ajang “siapa yang paling kuat mengatur sistem.” (Suka Adnyana/balipost)
