Nyonya Anggreni Pandu Lagosa memberikan bantuan kursi roda untuk Sujana. (BP/istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – I Nengah Sujana (53), warga Banjar Dinas Tengah, Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem, Karangasem, kini tak bisa berbuat apa-apa. Pria yang sebelumnya menjadi tulang punggung keluarga itu kini hanya bisa terbaring akibat penyakit saraf kejepit yang dideritanya sejak setahun terakhir.

Kondisi yang dialami Sujana membuat hati istri Wabup Karangasem, Nyonya Anggreni Pandu Lagosa terketuk. Ia pun memberikan Sujana bantuan berupa kursi roda.

Sejak sakit, Sujana tak lagi mampu beraktivitas seperti biasa. Kedua tangan dan kakinya lemas, bahkan untuk makan dan mandi pun harus dibantu oleh istriya, Ni Putu Dodik Arseni (37). Padahal, sebelum sakit, Sujana dikenal sebagai sosok pekerja keras yang menafkahi keluarganya sebagai tulang punggung keluarga.

“Awalnya hanya tangan dan kaki kanan yang lemas, tapi masih bisa beraktivitas. Namun, lima bulan terakhir kondisi semakin memburuk. Kedua tangan tidak bisa diangkat, kaki juga lemas tidak kuat berjalan,” ujar Sujana.

Baca juga:  Masuki Musim Kemarau, Segini Suhu Udara di Bali

Sujana menuturkan, hasil dari pemeriksaan yang telah dilakukan, medis mengatakan kalau dirinya mengalami saraf kejepit di bagian leher. Sempat dikira stroke, dokter menegaskan kondisinya berbeda. Dirinya menduga, kecelakaan kerja yang dialaminya lima tahun lalu menjadi penyebab utama sakit yang kini dideritanya. “Dulu saya sempat jatuh saat kerja sampai tak sadarkan diri. Mungkin itu yang jadi pemicunya,” katanya.

Kini, beban keluarga sepenuhnya berada di pundak sang istri, Arseni. Dirinya harus menghidupi suami dan empat anak mereka si bungsu masih berusia 3 tahun, sementara anak sulung baru saja tamat SMK seraya merawat sang suami.

Baca juga:  Mutasi di Karangasem Timbulkan Masalah, Ada Penumpukan Guru Bidang Sama di Sejumlah Sekolah

Untuk bertahan hidup, Arseni membuka usaha laundry kecil-kecilan di depan rumah sambil membuat canang. Meski hasilnya minim karena banyak pesaing, ia tetap bersyukur masih ada sumber penghasilan.

“Kami hanya bisa bertahan dengan apa yang ada. Omzet laundry sepi, hasil canang juga tidak seberapa. Tapi harus tetap dijalani, karena anak-anak harus makan,” ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Lebih menyedihkan, meski sudah menetap di Karangasem sejak 2015, keluarga ini mengaku belum pernah tersentuh bantuan pemerintah. Padahal, kondisi mereka kian memprihatinkan sejak Sujana jatuh sakit.

Sementara itu, Nyonya Anggreni Pandu Lagosa bersama Owner Villa Loid’s, Ni Wayan Suparmi, mengunjungi kediaman Sujana pada Jumat (19/9), sekaligus menyerahkan bantuan kursi roda dan paket sembako. Dalam kunjungan itu, Anggreni menekankan pentingnya peran pemerintah desa dalam melakukan pendataan.

Baca juga:  Garap Lahan Hutan, BNI Bantu 1.600 Petani

Ia berharap, perangkat desa lebih proaktif sehingga warga yang benar-benar membutuhkan dapat segera terjangkau bantuan. “Seharusnya perangkat desa lebih jeli mendata warga yang memang membutuhkan. Mungkin sebelumnya keluarga ini masih bisa bekerja, tetapi saat ini jelas memerlukan bantuan,” ujarnya sembari mengungkapkan masih ada kendala teknis di lapangan.

Disebutkan, beberapa warga yang sudah didata justru namanya tidak bisa masuk ke dalam sistem. “Persoalan ini perlu segera dicarikan solusi oleh dinas terkait agar tidak ada lagi warga miskin yang luput dari bantuan,” imbuhnya. (Adv/balipost)

BAGIKAN