
DENPASAR, BALIPOST.com – Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan bahwa tutupan hutan yang minim menjadi salah satu penyebab banjir di Bali. Untuk itu, perlu dilakukan pembenahan pada tata ruang, terutama dari Bali bagian tengah hingga ke selatan sebagai rute aliran air sungai.
Hanif Faisol mengatakan lanskap Bali dari Bali utara sampai Gunung Batur tutupan hutannya sangat kecil. Yaitu hanya 2 persen. Sehingga, dari 49 ribu hektare daerah aliran sungainya, yang ada tutupannya kurang dari 1.200 hektare.
“Dari lanskap yang ada di Tukad Badung, Tukad Mati, sampai Tukad Ayung, ini tingkat tutupan hutannya hanya 2 persen. Idealnya lanskap 30 persen, jadi luas 49 ribu (hektare) lebih, maka yang ada hutannya hanya 1.200. Sehingga begitu hujan deras maka sudah dapat dipastikan ini,” ungkap Hanif saat ditemui di Pasar Kumbasari, Denpasar, Sabtu (13/9).
Ia juga menyoroti isu alih fungsi lahan masif yang menyebabkan kurangnya resapan air di Bali. Namun, saat ini kementerian masih menunggu pengujian dan pemetaan dari Gubernur Bali.
Ia mengatakan akan melakukan evaluasi seusai meninjau lokasi terdampak banjir di Denpasar. Evaluasi dilakukan bersama Gubernur Bali Wayan Koster dan Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara.
“Kami besok mau evaluasi dengan Bapak Gubernur dan Pak Wali Kota untuk mengambil langkah-langkah segera. Terutama di dalam rangka penanganan sampah,” kata Hanif
Ia juga bakal membahas hal tersebut sebagai menunjang pariwisata Bali. Menurutnya, persoalan sampah menjadi tugasnya dan pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di daerah.
“Beberapa bulan lalu kami telah berhasil bersama-sama menyelesaikan sampah laut. Mudah-mudahan musibah ini menjadi titik balik kami untuk semakin memperkuat tata lingkungan untuk mendukung sektor ekonomi utama kita, sektor wisata di Bali,” tutur Hanif.
Di sisi lain, Hanif menyebut penyelenggaraan tata lingkungan harus tetap ditingkatkan. Ini juga menjadi penting untuk pariwisata Bali.
Hanif mengungkapkan ternyata drainase dan sungai-sungai saat ini masih ditemukan adanya timbunan sampah. “Ini yang kemudian memperparah kondisi banjir ini,” pungkasnya. (Ketut Winata/balipost)