Pedagang berusaha mengamankan barang dagangannya usai banjir melanda Jalan Gajah Mada, Denpasar, Rabu (10/9). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Banjir di Denpasar, Rabu (10/9) merupakan yang terparah di 2025 ini.

Berdasarkan data sementara, terdapat sejumlah korban jiwa akibat bencana ini. Di Wangaya, terdapat satu lansia 70 tahun meninggal.

Kemudian, 2 orang hanyut dan ditemukan meninggal di Taman Pancing. Sedangkan yang belum ditemukan sebanyak 2 dua orang.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara angkat bicara mengenai dampak banjir di Denpasar. Ia mengatakan, saat ini yang menjadi prioritas adalah mencari korban yang diduga hilang.

Di sisi lain, tim sedang melakukan bersih-bersih Pasar Kumbasari.

“Ketiga, menyetop yang namanya retribusi. Kita minta kepala pasar menghitung jumlah kerugian yang akan disiapkan dari dana bencana karena kejadian bencana tidak hanya terjadi di Pasar Kumbasari, di Padangsambian ada rumahnya jebol, ada temboknya jebol,” bebernya.

Baca juga:  Basarnas Targetkan Waktu Tanggap Dipersingkat

Oleh karena itu, ia minta perbekel/lurah untuk mendata. Selain itu, telah dibentuk posko pencarian orang hilang. “Yang terpenting kita mendata kerugian yang ditimbulkan di desa,” ujarnya.

Posko pengungsian juga disiapkan yaitu di Kertalangu, Padangsambian Kaja, dengan menggunakan banjar. Sementara, mengingat wilayah bantaran Tukad Badung terdampak, ia meminta agar kades/lurah menjadi bapak angkat terutama untuk makanan. Tim kesehatan dari puskesmas juga sudah diturunkan.

Hingga saat ini, data yang ia dapat, ada 7 titik banjir yang parah yaitu Pasar Badung, Kertalangu, Padangsambian Kaja, Pura Demak, Sidakarya, Panjer, dan Pemogan. “Sekarang RS Wangaya juga dalam kondisi darurat, listrik PLN mati, genzet tidak bisa hidup, sekarang kita nyewa karena ada pasien,” ungkapnya.

Baca juga:  IMI Denpasar Jaring Bibit Pembalap Grasstrack dan Motocross

Sumber parahnya banjir adalah meluapnya Tukad Badung. Kata dia, ini menyebabkan Tukad Mati teraliri air dan mengalir ke Pura Demak hingga menimbulkan banjir. “Semua sumbernya dari Tukad Badung ini,” ujarnya.

Sementara, kondisi ketinggian banjir di Kertalangu, hampir mengenai plafon rumah. “Kami tidak menyangka banjir seperti ini. Saya umur segini baru sekarang melihat kejadian seperti ini,” ujarnya.

Saat ini ia belum bisa menetapkan status kebencanaan. Sebab, pihaknya fokus melakukan penyelamatan dan evakuasi. “Yang jelas nanti kita pasti akan membuat status darurat bencana karena dasar kita mengeluarkan anggaran kebencanaan untuk menanggulangi korban-korban semuanya,” ujarnya.

Baca juga:  BBPOM Temukan Rhodamin B Pada Kuliner di PKB

Gubernur Bali, Wayan Koster mengatakan, pihaknya tengah fokus menyelamatkan para pedagang. Awalnya, ada 4 orang pedagang dinyatakan hilang. Namun, 2 diantaranya sudah ditemukan di Taman Pancing.

Di sisi lain, ada 200 pedagang di Pasar Kumbasari yang barangnya hanyut dan rusak. Untuk itu, pihaknya akan mengganti rugi, sementara besarannya sedang dihitung.

Untuk bangunan roboh dan rusak akan direhab, baik ganti rugi material maupun barang dagangan. “Bangunan yang rusak akan didanai dari sharing APBD provinsi dan Kota Denpasar. Semuanya akan diganti rugi sehingga nanti para pedagang setelah situasinya kondusif, bisa jualan lagi,” ujarnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN