Aktivitas transaksi warga yang membeli kebutuhan pokok di Pasar Badung, Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 5 persen diharapkan akan memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi Bali pada semester II 2025. Itu seiring dengan masuknya puncak kunjungan wisatawan mancanegara, serta rangkaian hari besar keagamaan seperti Galungan, Kuningan, dan Natal serta libur panjang akhir tahun 2025.

Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, Rabu (27/8) menyampaikan, dengan dukungan tersebut, pertumbuhan ekonomi Bali tahun ini diproyeksikan berada di kisaran 5,0–5,8%, dengan kecenderungan di atas titik tengah.

“Pertumbuhan ekonomi Bali yang tetap kuat, inflasi yang terkendali dalam sasaran 2,5±1%, dan ekspektasi konsumen yang meningkat menjadi faktor positif bagi perbankan untuk mengakselerasi penyaluran kredit pascapenurunan BI Rate,” katanya di Denpasar, Rabu (27/8).

Baca juga:  Pertumbuhan Ekonomi Bali

BI Bali mencatat hingga Juli 2025, kredit perbankan tumbuh 4,06% (yoy) dengan kualitas kredit yang terus membaik, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) hanya 1,42%, jauh di bawah ambang batas 5%.

Seperti diketahui Bank Indonesia menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,00%. Kebijakan ini diambil seiring dengan perkiraan terkendalinya inflasi dalam sasaran 2,5±1% tahun 2025 dan 2026, terjaganya nilai tukar rupiah, serta perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Erwin menerangkan, pertumbuhan ekonomi Bali menujukkan tren positif pada triwulan II 2025 dengan tumbuh sebesar 5,95% (yoy), lebih tinggi dibandingkan nasional sebesar 5,12%. Kinerja ini didukung oleh hampir seluruh sektor, terutama sektor terkait pariwisata seperti penyediaan akomodasi makan-minum, transportasi dan pergudangan, dan perdagangan.

Baca juga:  BI Rate Naik, Perbankan Belum Berencana Naikkan Suku Bunga

Pertumbuhan yang tinggi disertai dengan inflasi yang terkendali, yaitu sebesar 3,16% pada Juli 2025. Hal ini menjadi pendorong kuatnya ekspektasi konsumen yang tercermin pada prakiraan penghasilan yang meningkat dalam 6 bulan ke depan berdasarkan hasil survei konsumen.

Ia pun berharap penurunan BI Rate diharapkan segera mendorong perbankan untuk terus menurunkan suku bunga kredit. BI Rate telah turun sebesar 125 bps sejak Sep-2024. Sementara, penurunan suku bunga kredit bank di Bali cenderung masih lambat, yaitu sebesar 14 bps pada kredit investasi.

Baca juga:  Gubernur Keluarkan Instruksi Penutupan Toko Jaringan Tiongkok Ilegal

Adapun suku bunga kredit konsumsi dan modal kerja relatif sama. Bank Indonesia memandang suku bunga kredit perbankan perlu terus menurun sehingga dapat mendorong peningkatan penyaluran kredit untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, pada berbagai sektor utama seperti penyediaan akomodasi makan minum, pertanian, transportasi pergudangan, konstruksi, dan perdagangan.

Selain itu, Bank Indonesia juga memperkuat ekspansi penyaluran kredit melalui kebijakan makroprudensial, antara lain Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial. Dengan demikian, penyaluran kredit di Bali diharapkan dapat tumbuh 8–11% sesuai target nasional untuk keseluruhan tahun 2025. (Suardika/bisnisbali)

BAGIKAN