Salah satu unit shuttle bus listrik yang mengangkut pelayat saat saat prosesi pelebon almarhum Ni Jero Samiarsa di Penatih, Denpasar, Senin (4/8). (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Ibunda Wali Kota Denpasar, Ni Jero Samiarsa, dipalebon pada Senin siang (4/8). Palebon tingkatan utama (ngewangun) ini akan melibatkan bade, lembu hitam, dan ogoh-ogoh Cupak.

Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara mengatakan karena sang ibu seorang serati banten,  sehingga dibenarkan tingkatan upacaranya sampai ngewangun.

Kepala Dinas Perhubungan Denpasar I Ketut Sriawan, Minggu (3/8), mengatakan terkait palebon ini sudah disiapkan sejumlah kantong parkir. Rinciannya, di Kampus Universitas Ngurah Rai, area parkir Pasar Penatih, area parkir Pasar Agung Peninjoan, area Parkir Pura Dalem Benculuk, dan area parkir Setra Semaga.

Ia juga mengatakan di masing-masing area parkir telah disediakan shuttle bus. Sehingga para pelayat yang akan mengikuti prosesi palebon bisa menggunakan shuttle bus ini untuk ke lokasi acara.

Baca juga:  Diduga Karena Ini, Banjir Landa Permukiman di Pesanggaran 

Disampaikan Sriawan, terkait palebon ini sejumlah jalur dilakukan pola buka – tutup. Pola itu akan diterapkan di Jalan Kemuda dari Jalan Nangka Utara, Jalan Kemuda dari Seroja, Jalan Padma.

Kemudian di saat iring-iringan palebon menuju setra, jalan akan seluruhnya ditutup dari arah Jalan Cekomaria, Jalan Padma Pasar Agung dan dari Jalan Trenggana maupun Jalan Trengguli.

“Jalan Kemuda-Nangka Utara buka-tutup. Begitu juga Jalan Trengguli-Gatsu timur buka-tutup, Seroja-Gatsu juga buka tutup,” ujarnya.

Menurutnya ditutupnya jalan Padma secara total karena posisi setra lokasi palebon berada di depan Pasar Agung yang merupakan setra Desa Adat Peninjoan. Untuk itu ia mengimbau bagi pengendara yang akan melintas untuk berhati-hati dan dipersilakan mencari lajur lain sebagai alternatif.

Baca juga:  5 Spot Foto Estetik Wajib di Bali 2024

Ni Jero Samiarsa berpulang Kamis (17/7) pukul 15.00 di RS Ngoerah. Almarhum berpulang pada usia 90 tahun.

Jaya Negara menuturkan almarhumah masuk rumah sakit sejak tiga hari lalu. “Tapi sakitnya sudah lama, karena sudah umur, diabet, jantung, lever juga,” ujarnya.

Sejak tiga hari masuk rumah sakit, semua anak-anak almarhum pulang, termasuk Bintang Puspayoga. “Bintang dari rumah sakit sampai malam dan tidur disini (di Jero) semalam,” tuturnya.

Almarhum yang berasal dari Desa Sembung, Mengwi menikah dengan Gusti Ngurah Gde Sutedja (almarhum) dan melahirkan 9 anak, 3 diantaranya aktif di politik yaitu Jaya Negara, I Gusti Ayu Bintang Darmawati, dan I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya.

Baca juga:  Sekolah Terendam, Kegiatan Belajar Siswa SD 1 Sanur Dihentikan

Sebagai ibu tunggal karena ditinggal meninggal oleh suami tahun 1986, almarhum aktif sebagai wanita Hindu Bali dalam pembuatan banten. Semasa hidupnya, aktivitas sebagai seratilah yang menghidupi keluarganya. Hingga kini almarhum mampu mempekerjakan 8 orang, 1 diantaranya laki-laki.

“Dari kecil almarhum mahir membuat banten, beliau yang malah membiayai hidup kita semua. Lumayan hasil jual beli bantennya,” tuturnya.

Saat ditinggal ayah, Jaya Negara yang masih kuliah dan adiknya yang masih SMA, masih bergantung pada ibunya. “Waktu ditinggal Ajik, kita sudah besar- besar,” tuturnya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN