
GIANYAR, BALIPOST. com – Suasana haru tampak menyelimuti prosesi “metatah” atau “mesangih massal” pada rangkaian acara Karya Baligia Bhukur yang digelar oleh Puri Ageng Keramas, Puri Saren Kangin, Sabtu (26/7).
Sebanyak 178 orang, terdiri dari anak muda hingga tua, dengan balutan busana putih kuning, sejak pagi memenuhi area peyadnyan upakara Baligia Bhukur yang terletak di Jalan Ida Bagus Mantra Selukat, Desa Keramas. Upacara metatah massal ini melibatkan 10 sangging.
Di samping metatah, berkaitan dengan karya Baligia Bhukur ini juga digelar prosesi meoton dan menek kelih. Upacara meoton diikuti oleh 136 orang dan menek kelih sebanyak 76 orang.
“Prosesi meoton, Metatah dan menek kelih yang diselenggarakan ini dikenal dengan sebutan prosesi Nyurud ayu,” jelas Penglingsir Puri Ageng Keramas, I Gusti Agung Ngurah Sudarsana, didampingi Ketua Pelaksana Baligia Bhukur, I Gusti Agung Suadnyana.
Dikatakan, upacara metatah masal ini dilaksanakan setelah sehari sebelumnya, Jumat, 25 Juli 2025, digelar puncak Karya Baligia Bhukur Puri Saren Kangin, yang diikuti oleh 318 pengiring. “Upacara Nyurud ayu berupa meoton, metatah dan menek kelih ini dilakukan saat ngayarin pertama Karya Baligia Bhukur, ” jelasnya.
Peseta prosesi Nyurud ayu berupa meoton, metatah, menek kelih diikuti oleh keluarga Puri dan pengiring, yang berasal dari Desa Keramas, Desa Medahan, dan Desa Batubulan.
Selanjutnya, pada ngayaran hari kedua Baligia Bhukur, Minggu (27/7), dilakukan upacara mempralina, tepat pukul 00.00 WITA. Pada Senin (28/7) dilakukan prosesi nganyut ke Segara Masceti.
Dalam prosesi nganyut ini, semua peserta atau pengiring menggunakan “Madia” (sejenis bade dengan bentuk padmasana), yang diusung dengan jalan kaki dari peyadnyan hingga segara Masceti, sehingga akan sedikit menyita perhatian masyarakat yang melintas di Bypass Ida Bagus Mantra, Selukat, Desa Keramas. “Sekaligus kami sampaikan permakluman, kiranya pada hari Senin nanti arus lalin di Jalan Bypass Ida Bagus Mantra, Selukat, Desa Keramas, sedikit terganggu,” katanya.
Prosesi karya ini terakhir dilakukan sekitar tahun 1995, hanya saja lokasinya yang berbeda. Karya Baligia Bhukur yang merupakan upacara penyucian roh dengan tingkatan yadnya utama ini, sebagai kelanjutan dari upacara pelebon Naga Banda yang sempat digelar sebelumnya di Puri Keramas. (Agung Dharmada/balipost)