Gubernur Bali, Wayan Koster berbincang dengan sejumlah ibu-ibu di Bajera, Tabanan, Sabtu (19/7), usai membuka kembali jalur Denpasar-Gilimanuk lewat Bajera yang sebelumnya ditutup karena jalan jebol. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Jalan-jalan di Bajera, Tabanan mengalami kerusakan karena hampir 2 pekan dijadikan jalur alternatif Denpasar-Gilimanuk setelah jebolnya jalan di depan Pasar Bajera pada Senin (7/7).

Curhatan soal jalan rusak dan permintaan agar pemerintah bisa segera memperbaiki terungkap saat Gubernur Bali, Wayan Koster, melakukan pembukaan kembali jalur Denpasar-Gilimanuk yang sudah rampung diperbaiki.

Sejumlah ibu-ibu yang merupakan pedagang di Pasar Bajera mengutarakan kondisi kerusakan jalan ini pada Koster. Mereka usai bersalaman dan foto bersama Gubernur Koster, menyampaikan harapan agar jalan rusak bisa segera diperbaiki.

Mereka menyebut ada sejumlah jalan yang digunakan sebagai jalur alternatif mengalami kerusakan cukup parah. Harapannya, jalan-jalan itu segera bisa diperbaiki mengingat pada Senin (21/7) sudah mulai tahun ajaran baru sehingga intensitas kendaraan juga makin meningkat.

“Kami mohon bantuannya segera karena banyak yang jebol. Karena murid, Senin sudah mulai masuk. Banyak (anak) SMP dan SMA lewat sana. Biar tidak terjadi kecelakaan, itu yang kami harapkan,” kata salah satu ibu.

Baca juga:  Keluar, Hasil Swab Puluhan ASN Kontak Erat Pejabat Terkonfirmasi COVID-19

Sebelumnya, Gubernur Bali, Wayan Koster, Sabtu (19/7) resmi membuka kembali jalur Denpasar-Gilimanuk yang melintasi Desa Bajera, Tabanan.

Berpakaian santai mengenakan shirt hitam, Gubernur Koster melambaikan bendera start tanda dibukanya kembali ruas jalan yang ditutup selama 12 hari untuk proses perbaikan itu.

Saat kesempatan wawancara dengan wartawan, Koster menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang sudah bekerja keras dalam mempercepat rampungnya perbaikan jalan yang ditargetkan sebulan itu. Koster pun menyampaikan terima kasih pada netizen yang suka mem-bully dirinya.

Pembukaan jalur ini dilakukan setelah rampungnya perbaikan jalan jebol di Bajera pada Jumat (18/7). Perbaikan dilakukan dengan sangat cepat melibatkan 3 shift pekerja selama 11 hari sejak jebolnya jalan itu pada 7 Juli 2025.

Baca juga:  Libur Nataru, Penglipuran Optimis Masih Jadi Destinasi Favorit

“Kepala Balai memastikan yang dikerjakan itu sesuai standard dengan kualitas yang bagus karena ini jalan nasional dengan beban yang berat. Lalu lintas di sini adalah kendaraan-kendaraan besar mengangkut logistik dengan berat beban yang cukup besar. Jadi kualitasnya harus bagus,” ungkap Koster.

Ia juga mengucapkan terima kasih pada masyarakat atas kesabarannya selama 12 hari masa perbaikan jalan ini. Mengingat saat perbaikan jalan, masyarakat diminta menggunakan jalur alternatif lewat Buleleng maupun Karangasem yang jarak tempuhnya lebih lama dan jalurnya juga cukup menantang.

Pengembalian Kondisi Jalan

Dalam penjelasannya, Kamis (17/7), Penjabat Pembuat Komitmen (PPK) I.III Pelaksana Jalan Wilayah I Bali, Pramono Tri Yulianto, mengatakan selama proses perbaikan berlangsung, sejumlah jalur alternatif telah dimanfaatkan oleh pengguna jalan.

Pramono menyebut ada sekitar 12 titik jalan alternatif, yakni tujuh di sisi utara dan lima di sisi selatan jalur utama.

Baca juga:  Angkutan Siswa Gratis di Tabanan Dipastikan Berlanjut

“Jalur-jalur alternatif itu sudah kami survei sebelumnya. Setelah pekerjaan jalan nasional ini tuntas, kami akan lakukan pengembalian kondisi jalur alternatif seperti semula,” tegasnya.

Sementara itu Perbekel Bajera, Putu Sukarata membenarkan jika kondisi jalur alternatif ada yang sudah mengalami kerusakan. Dan dari balai jalan sudah merencanakan akan melakukan pengembalian kondisi jalan seperti semula.

Dari data yang sudah dihimpun, ruas jalan di Desa Bajera yang rusak akibat pengalihan arus lalin Denpasar-Gilimanuk terjadi di sejumlah lokasi. Rinciannya di Banjar Kaja (Jalan Surapati), Banjar Saraswati (Jalan Sandat dan jalan Saraswati, lalu di Banjar Tengah Jalan Anusapati dan Jalan Sruti), Banjar Kelod (Jalan Srigati), Banjar Jero (Jalan Serma Arda dan jalan Serma Watra), dan Banjar Sari (Jalan Dahlia). (Puspawati/balipost)

BAGIKAN