
SEMARAPURA, BALIPOST.com – Pelaksanaan SPMB tahun ini juga menyisakan masalah di Nusa Penida, Klungkung. Beberapa anak tak lolos di SMAN 1 Nusa Penida, meski radius dengan rumah dengan sekolah cukup dekat. Mirisnya, mereka yang tidak lolos di SMAN 1 Nusa Penida, lebih memilih tidak melanjutkan sekolah dulu, ketimbang melanjutkan pendidikan di sekolah lain.
Kepala SMAN 1 Nusa Penida I Ketut Wirta, saat dihubungi, Rabu (16/7), mengatakan bahwa tidak menyangka ada beberapa anak yang justru tidak lolos. Anak-anak juga tidak menyangka malah terlempar ke sekolah lain.
Padahal, kuota penerimaan siswa baru di sekolah ini cukup banyak mencapai 252 orang. Dari kuota itu, sementara yang diterima mendaftar baru 163 orang. Sedikitnya ada 8 siswa yang sejak awal punya impian melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Nusa Penida, gagal lolos. Padahal, kuotanya masih cukup banyak tersedia.
Anak-anak yang tidak lolos di SMAN 1 Nusa Penida, namanya terlempar ke sekolah lain. Ada yang terlempar ke SMAN Satap (Sekolah Satu Atap) Tanglad maupun ke SMAN Satap Klumpu.
“Ada sekitar 8 orang yang tidak bisa masuk ke SMAN 1 Nusa Penida. Kalau ke Satap lokasinya memang tambah jauh dari rumah. Ada anak-anak yang menyatakan lebih memilih berhenti sekolah dulu, kalau tidak diterima di SMAN 1 Nusa Penida. Kasihan sekali, karena melanjutkan sekolah disini adalah impian mereka sejak SMP,” kata Wirta.
Setelah mempelajari situasinya, Wirta menjelaskan kondisi ini disebabkan karena terjadi sedikit kesalahan pemahaman, dimana anak-anak ini terlalu yakin dengan nilai raport yang bagus, sehingga mendaftar lewat jalur prestasi. Sementara kuota pada jalur prestasi terbatas, berbeda dengan jalur domisili.
“Kalau jalur domisili dipakai seperti yang diarahkan, mungkin masih bisa lolos. Soalnya ada beberapa anak yang nilainya lebih rendah, masih bisa lolos lewat jalur domisili. Karena jalur domisili kuotanya memang lebih banyak,” imbuhnya.
Dia menambahkan, sejak awal sudah mengingatkan, agar anak-anak lebih baik memakai jalur domisili. Tetapi, ada beberapa anak salah sangka, dikira akan banyak yang memakai jalur domisili, sehingga ada yang tetap hanya menggunakan jalur prestasi.
Ternyata situasinya terbalik, anak-anak yang memakai jalur nilai raport ini, nilai-nilainya memang besar-besar. Sementara kuotanya sedikit. Sehingga saat proses seleksi, mereka tersisih.
Dibalik situasi ini, sekolah juga terkena dampaknya karena kuotanya tak terisi penuh. Bahkan cukup banyak, dari kuota 252 orang baru terisi 163 orang. “Jadi malah akhirnya banyak kosong, terutama jalur domisili dan jalur afirmasi yang hanya dapat dua siswa. Padahal kuota jalur domisili banyak. Kebanyakan yang ambil jalur nilai raport atau jalur prestasi,” tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, situasi ini sudah dilaporkan ke Disdikpora Klungkung dan Disdikpora Provinsi Bali, berdasarkan pengaduan dari orangtua siswa. Dia berharap situasi ini agar diberikan arahan atau lampu hijau, agar siswa yang gagal lolos ini, bisa diberikan kesempatan untuk mendaftar kembali. Karena sesuai kuota, SMAN 1 Nusa Penida masih jauh kekurangan siswa. (Bagiarta/Balipost)