Seorang siswa mendapatkan pemeriksaan kesehatan pada hari pertama operasional Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Senin (14/7/2025). (BP/Ant)

BOGOR, BALIPOST.com – Seluruh siswa Sekolah Rakyat yang memiliki permasalahan penglihatan seperti mata minus akan mendapatkan fasilitas kacamata gratis. Hal itu dikatakan Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.

Budi menyampaikan hal tersebut karena berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan siswa di hari pertama Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, ditemukan sebagian besar siswa mengalami masalah gigi dan mata.

“Masalah paling banyak gigi, kemudian mata. Jadi, mesti dikasih kacamata, kalau enggak, nanti belajarnya kasihan,” katanya pada Senin.

Ia menegaskan, puskesmas setempat bisa memfasilitasi pemeriksaan mata bagi siswa untuk kemudian diajukan klaim ke BPJS Kesehatan agar mendapatkan kacamata gratis.

“Kalau ini diurus sama puskesmas, itu masuk kalau nambah kacamata, masuk bisa klaim ke BPJS. Jadi, nanti dikasih gratis ya, yang penting itu kacamata,” ucap Budi, dikutip dari kantor berita Antara, Senin (14/7).

Baca juga:  346 Rumah Rusak dan 770 Warga Mengungsi Akibat Gempa

Ia juga mengemukakan, selain masalah mata, tim kesehatan juga menemukan beberapa siswa mengalami permasalahan tekanan darah tinggi atau hipertensi.

“Sama juga yang saya kaget, angka hipertensinya lumayan. Jadi, nanti anak-anak ini akan kita urus supaya enggak sakit, kalau perlu selama sekolah sehat terus,” ujar dia.

Menkes juga menyampaikan, mengingat Sekolah Rakyat menggunakan sistem asrama, Kemenkes juga terus mengoptimalkan pemeriksaan yang berkelanjutan bagi para siswa untuk memastikan kondisi kesehatan mereka dan mencegah penyakit menular.

Baca juga:  Penumpang Arus Balik di Bandara Soetta Mencapai 182.843 Orang

“Kemenkes ini tugasnya memastikan semua siswanya sehat, jangan sampai sakit, hingga nanti selesai sekolahnya (lulus) kalau bisa jangan sakit. Nah, karena mereka berasrama, kan rawan penyakit menular, oleh karena itu diperiksa dulu,” paparnya.

Budi menjelaskan, apabila ditemukan siswa yang sakit maka akan langsung diobati, dan jika memerlukan akan dikarantina terlebih dahulu.

“Kalau bisa dikarantina juga sebentar, ruangannya terpisah, tetapi setelah itu harus sekolah, karena ini bukan penyaringan, ini adalah pembinaan bagi siswa,” tuturnya.

Sekolah Rakyat digagas oleh Presiden Prabowo Subianto dengan tujuan menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem, mengacu pada Desil 1 dan 2 Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).

Baca juga:  Kemenpar-AP I Gaungkan Indonesia Incorporated di Komodo Travel Mart 2017

Program ini menjadi langkah strategis pemerintah untuk memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan. Sekolah dengan konsep berasrama ini bersifat gratis, mulai dari jenjang SD, SMP, hingga SMA.

Seluruh siswa akan mengikuti pelajaran formal di siang hari, dan mendapat penguatan pendidikan karakter pada malam hari. Nilai-nilai agama, kepemimpinan, hingga keterampilan hidup menjadi bagian penting dari kurikulum.

Sistem pembelajaran yang digunakan di Sekolah Rakyat mengadopsi fitur Learning Management System dan mengintegrasikannya dengan modul pembelajaran digital sehingga bisa menjangkau anak-anak di wilayah terpencil, dan area-area lain yang selama ini luput dari akses pendidikan berkualitas. (Kmb/Balipost)

 

BAGIKAN