
AMLAPURA, BALIPOST.com – Kematian Ni Luh Putu Surya Adnyani (35) bersama dengan anaknya I Wayan Eka Wira Yudisthira (10) akibat terseret arus sungai Pitpitan, Minggu (6/7) membawa duka mendalam bagi keluarganya.
Korban yang berprofesi bidan ini hendak menengok orangtuanya (ortu) di Desa Seraya Tengah, Karangasem.
Perempuan yang kesehariannya menjadi pegawai di Dinas Kesehatan Karangasem ini hanyut terseret arus sungai yang meluap karena hujan deras saat melintasi jembatan.
Menurut Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, korban bersama anaknya hendak ke Banjar Dinas Ijo Gading, Seraya.
Saat melintas di jalur utama Amlapura-Seraya, jalan tertutup luapan air sungai Batu Sanget. Korban lalu mencoba mencari jalan alternatif dengan melintasi aliran sungai Pitpitan. “Namun, derasnya arus hingga menyeret keduanya,” ucapnya.
Arimbawa mengatakan, warga yang melihat kejadian itu segera memberikan pertolongan. Setelah melakukan pencarian, sekitar pukul 17.30 WITA, kedua korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. “Korban langsung dievakuasi ke Puskesmas Karangasem 2 Seraya. Keluarga menitipkan kedua jenazah korban di RSUD Karangasem dan selanjutnya dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan. Rencananya korban akan dikubur hari ini di Banjar Dinas Abian Tiying, Desa Amertha Buana, Kecamatan Selat,” katanya.
Sementara itu, Sekda Karangasem, I Ketut Sedana Merta mengimbau kepada seluruh masyarakat Karangasem agar berhati-hati saat melintasi sungai. Cuaca ekstrem bisa memicu bencana yang tak terduga. “Kejadian ini sangat memilukan dan menjadi pelajaran bersama,” ucapnya.
Atas kejadian itu, Seda Merta mengatakan, pentingnya perhatian pemerintah Provinsi Bali terhadap jalur lintas Amlapura-Seraya yang rawan terjadi banjir di musim hujan. “Kami harap pembangunan jembatan dan jalur bisa diprioritaskan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” harapnya. (Eka Parananda/balipost)