
JAKARTA, BALIPOST.com – Memasuki hari keempat, Minggu (6/7), pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya ditingkatkan. Pencarian pada hari ini melibatkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) dari Koarmada II Surabaya.
Termasuk di antaranya adalah KRI Fanildo 732, yang memiliki kemampuan deteksi bawah air hingga kedalaman 400 meter dan dilengkapi teknologi sonar canggih.
Sebanyak 22 penyelam juga diturunkan dalam misi hari ini. Seluruh penyelam telah menjalani pemeriksaan kesehatan dan kesiapan fisik secara menyeluruh.
Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menyatakan pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Rabu (2/7) malam, ditingkatkan secara total melalui koordinasi dari laut, udara, dan darat untuk mempercepat proses evakuasi.
Dikutip dari Kantor Berita Antara, Dudy mengatakan upaya pencarian dan penyelamatan (SAR) terhadap korban yang belum ditemukan terus ditingkatkan.
“Pemerintah mengerahkan kekuatan penuh dari unsur laut, udara, dan darat, serta mengoptimalkan seluruh teknologi yang tersedia,” kata Menhub Dudy di Jakarta, Sabtu (5/7).
Dia menyampaikan sejak hari pertama kejadian telah menginstruksikan seluruh jajaran Kementerian Perhubungan untuk bergerak cepat dan bersinergi dengan Basarnas, TNI, Polri, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) serta seluruh instansi terkait.
“Semua sumber daya kami kerahkan baik dari laut, udara, maupun darat untuk mempercepat pencarian dan penyelamatan korban,” ujar Menhub.
Ia juga mengatakan jajaran Kemenhub akan meninjau kondisi di lokasi.
“Hari ini, jajaran Kemenhub turut meninjau langsung lokasi pencarian menggunakan Kapal Patroli KPLP KN Grantin. Kami ingin memastikan seluruh personel dalam kondisi optimal sebelum diterjunkan ke lapangan,” jelas Menhub.
Menhub juga menegaskan perhatian terhadap para penyintas menjadi prioritas.
Dia menginstruksikan agar para penyintas mendapatkan penanganan terbaik, baik secara medis maupun psikologis.
“Kita tidak akan berhenti sampai seluruh korban ditemukan. Ini adalah tanggung jawab kemanusiaan yang tidak boleh berhenti di tengah jalan,” katanya menegaskan.
Ia menambahkan Kementerian Perhubungan terus berkoordinasi erat dengan seluruh pemangku kepentingan untuk memastikan proses pencarian berjalan cepat, menyeluruh, dan berorientasi pada keselamatan serta nilai-nilai kemanusiaan.
Di sisi lain, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa cuaca di lokasi pencarian diprakirakan berawan tebal dengan potensi hujan ringan.
Gelombang laut berkisar 0,5–2 meter, dengan kecepatan angin 4–20 knot. Fokus pencarian hari ini diarahkan ke sektor selatan dari titik tenggelamnya kapal, dengan operasi terkoordinasi dari udara, laut, dan darat.
Hingga Sabtu (5/7), dari total 65 orang di atas kapal (penumpang dan awak), sebanyak 30 orang berhasil diselamatkan, enam orang ditemukan meninggal dunia, dan 29 orang masih dalam pencarian. Belum ada perubahan data sejak laporan terakhir. (kmb/balipost)