Suasana di Paris, Prancis. (BP/Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Hampir 1.000 penerbangan dibatalkan di Prancis pada Jumat: setengahnya di bandara Nice, 40 persen di bandara Paris, dan 30 persen di bandara di Lyon, Marseille, Montpellier, Ajaccio, Bastia, Calvi, dan Figari karena pemogokan yang sedang berlangsung. Pada Kamis (3/7), 933 penerbangan lainnya dibatalkan.

Lebih dari setengah juta orang terdampak aksi pemogokan petugas pengatur lalu lintas udara di Prancis yang melibatkan 272 karyawan industri penerbangan tersebut.

Baca juga:  Pelaporan SPT Tetap Bisa Dilaporkan Hingga 31 Maret

Hal ini disampaikan Menteri Transportasi Philippe Tabarot pada Jumat (4/7), dikutip dari Kantor Berita Antara.

“Ini tidak dapat diterima. Kemarin dan hari ini, tindakan 272 orang tersebut berdampak pada lebih dari 500.000 orang. Ini juga akan menyebabkan kesulitan keuangan bagi maskapai penerbangan, baik maskapai Prancis maupun asing, karena pemogokan tersebut sangat mahal akibatnya,” ujar Tabarot.

Tabarot mengkritik para pengendali lalu lintas udara yang melakukan pemogokan, dengan mengklaim bahwa gaji mereka telah dinaikkan sebesar 7 persen tahun lalu. SemMogok di Industri Penerbangan Prancis, Lebih dari Setengah Juta Orang Terdampakentara jam kerja mereka adalah 32 jam sepekan, dan usia pensiun mereka adalah 59 tahun.

Baca juga:  HR Asia Nobatkan BRI Sebagai Tempat Kerja Terbaik

Tabarot pada Kamis mengungkapkan bahwa kerugian yang terkait dengan pemogokan bagi maskapai penerbangan, termasuk maskapai utama negara itu, Air France, dapat mencapai jutaan euro.

Dua serikat pengendali lalu lintas udara Prancis, USAC-CGT dan UNSA-ICNA, yang mewakili 33 persen karyawan industri tersebut, menyerukan aksi pemogokan tersebut.

Para serikat pekerja tersebut menuntut kondisi kerja yang lebih baik bagi karyawan, serta diakhirinya kekurangan staf struktural dan “manajemen yang beracun.” (kmb/balipost)

Baca juga:  Bantu Tangani Pandemi COVID-19, Obat Tradisional China Disumbangkan ke Sejumlah Negara
BAGIKAN