
DENPASAR, BALIPOST.com – Hujan lebat yang terjadi Kamis (3/7) pagi menyebabkan satu pohon jenis Pinus tumbang di depan pintu masuk Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Bali, Art Center Denpasar. Pohon tumbang pada pukul 12.00 WITA, saat hujan sudah mulai reda.
Untungnya tidak ada pengunjung yang tertimpa material pohon ini. Pasalnya, saat ini Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 masih berlangsung.
Bahkan, pertunjukan di Kalangan Ratna Kanda sedang berlangsung pementasan Rekasadana (Pargelaran) Seni Budaya Taman Budaya, Tabuh dan Tari Kolaborasi “Maya Shapatru”, Sanggar Seni Nawa Sandhi, Banjar Tunjuk Kaja, Desa Tunjuk, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan.
Tim BPBD Provinsi Bali dan Kota Denpasar dibantu TNI/Polri dan Satpol PP Kota Denpasar pun bergerak cepat memotong pohon yang menghalangi akses sebelah kiri Gedung Ksirarnawa menuju Kalangan Ratna Kanda tersebut. Hanya butuh waktu 45 menit seluruh batang pohon dipotong dan diangkut ke tempat pembuangan.
Petugas kebersihan Taman Budaya Bali pun berjibaku membersihkan patahan ranting dan dedaunan pohon tumbang tersebut agar Taman Budaya tetap bersih untuk dikunjungi.
Kepala UPTD Taman Budaya Bali, Wayan Mardika Bhuwana mengatakan pohon jenis cemara ini tumbang pada pukul 12.00 WITA. Saat pohon tumbang hujan sudah reda.
Namun karena akar pohon tersebut sudah lapuk, saat diterpa angin langsung roboh. Mengetahui kejadian ini, pihaknya langsung menghubungi tim BPBD Kota Denpasar untuk bisa memotong pohon tersebut karena menghalangi salah satu akses pengunjung. “Syukurnya tidak ada pengunjung yang ditimpa pohon Pinus ini,” ujarnya saat ditemui dilokasi.
Atas kejadian ini, Mardika mengimbau kepada masyarakat agar selalu berhati-hati saat berkunjung ke Art Center untuk menyaksikan pegelaran seni budaya selama PKB berlangsung. Apalagi, cuaca belakangan ini tidak menentu.
Dikatakan, pihak Taman Budaya Bali juga sudah dan terus melakukan antisipasi kemungkinan bencana seperti pohon tumbang yang terjadi selama pegelaran PKB. Apalagi, banyak pohon besar di kawasan Taman Budaya Bali. (Ketut Winata/balipost)