
DENPASAR, BALIPOST.com – HIV/AIDS merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan dapat mengakibatkan berbagai komplikasi serius jika tidak ditangani. Meski belum ada obat untuk menyembuhkan HIV secara total, pencegahan tetap menjadi langkah paling efektif untuk menekan risiko penularan virus ini.
Penularan HIV paling sering terjadi melalui hubungan seksual tanpa pengaman serta melalui cairan tubuh seperti darah, sperma, cairan vagina, dan ASI. Untuk itu, penting bagi setiap orang memahami cara mencegah HIV/AIDS sejak dini. Berikut ini delapan langkah pencegahan yang bisa diterapkan:
1. Praktikkan Seks dengan Aman
Melakukan hubungan seksual dengan kondom secara konsisten merupakan langkah utama untuk mencegah penularan HIV. Selain itu, hindari berganti-ganti pasangan seksual demi menekan risiko tertular tidak hanya HIV, tapi juga penyakit menular seksual lainnya seperti sifilis dan gonore.
2. Hindari Berbagi Alat Pribadi
Barang-barang pribadi seperti sikat gigi dan alat cukur sebaiknya tidak digunakan bergantian. Alat-alat ini bisa menjadi media penularan infeksi melalui darah atau cairan tubuh yang menempel di permukaannya.
3. Jangan Gunakan Jarum Suntik Bersama
Salah satu jalur penularan HIV yang sangat berisiko adalah penggunaan jarum suntik secara bergantian. Pastikan setiap prosedur medis atau tindakan yang menggunakan jarum suntik dilakukan dengan alat steril dan sekali pakai.
4. Lakukan Sunat untuk Pria
Penelitian menunjukkan bahwa sunat pada pria dapat menurunkan risiko infeksi HIV hingga 50–60%. Prosedur ini membantu menjaga kebersihan area genital dan mengurangi potensi masuknya virus.
5. Jauhi Penggunaan Narkoba
Menghindari konsumsi obat-obatan terlarang penting dalam pencegahan HIV. Narkoba dapat membuat seseorang kehilangan kontrol atas perilakunya, termasuk dalam melakukan hubungan seksual yang berisiko tinggi.
6. Konsumsi Antiretroviral (ARV) bagi Ibu Hamil Pengidap HIV
Bagi ibu hamil dengan HIV, konsumsi obat ARV secara rutin di bawah pengawasan dokter bisa menurunkan risiko penularan HIV ke janin. Terapi ini juga membantu menjaga kondisi ibu tetap stabil.
7. Lakukan Tes HIV Secara Rutin
Skrining HIV sebaiknya dilakukan minimal setiap 6 bulan bagi mereka yang aktif secara seksual. Deteksi dini memungkinkan pengobatan lebih awal dan mencegah perkembangan infeksi menjadi AIDS.
8. Jujur dan Terbuka dengan Pasangan
Komunikasi terbuka mengenai riwayat kesehatan seksual dengan pasangan sangat penting. Dengan saling mengetahui kondisi masing-masing, langkah pencegahan dapat dirancang bersama, termasuk konsultasi ke dokter atau pemeriksaan rutin.
Mencegah HIV/AIDS bukan hanya tentang menjaga diri sendiri, tetapi juga menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan pasangan dan orang-orang di sekitar. Tetap waspada dan teredukasi adalah kunci utama dalam melindungi diri dari infeksi menular ini. (Wahyu Widya/balipost)