
DENPASAR, BALIPOST.com – Viralnya rekaman pernyataan Perbekel Desa Baturiti, I Made Suryana terkait penolakan proposal Gerindra, direspons Ketua DPD Gerindra Bali, Made Muliawan Arya.
Pria yang akrab disapa De Gadjah menilai I Made Suryana adalah sosok kepala desa yang sangat benci dengan Partai Gerindra sekaligus pemecah belah masyarakat di akar rumput.
“Ini dia sosok kepala desa yang sangat benci dengan Partai Gerindra dan pemecah belah rakyat di bawah dan pemecah belah bangsa dengan ucapannya yang berapi-api padahal hajatan politik sudah selesai. Kami tidak tahu apa yang menjadi dasar dia sangat benci dengan Gerindra? Oh ternyata dia kepala desa yang terafiliasi dengan partai lain,” tulis De Gadjah dalam status media sosialnya, Jumat, 6 Juni 2025.
“Dan di depan forum rapat resmi dia mengatakan tidak akan pernah mau menandatangani apapun bentuk bantuan yang berembel-embel di belakangnya Partai Gerindra apa pun konsekuensinya. Wow keren banget bapak kepala desa ini. Bapak sebagai pemimpin jangan sampai memecah rakyat dan bangsa Pak Kades. Tunggu episode berikutnya Pak. Kira-kira apa yang akan terjadi bagi manusia-manusia pemecah belah bangsa dan rakyat?!,” sambung De Gadjah.
Sebelumnya, Perbekel Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan I Made Suryana menyampaikan permintaan maaf secara terbuka kepada pimpinan Partai Gerindra, khususnya DPD dan Pusat.
Ini, menyusul beredarnya rekaman pernyataannya yang dinilai menyinggung partai tersebut.
Dalam rekaman itu, ia sempat menyatakan tidak akan menandatangani proposal apa pun yang berbau Gerindra selama empat tahun ke depan.
Namun, permintaan maaf tersebut hanya ditujukan kepada pimpinan partai, bukan kepada tokoh lokal yang menjadi sumber kekecewaannya, yakni I Made Miantara alias Koyo yang disebut sebagai mantan kader PDIP dan berpindah ke NasDem, akhirnya ke Gerindra.
Perbekel mengaku emosinya dipicu oleh berbagai persoalan di desa, termasuk inkonsistensi sikap Miantara yang dinilai tidak sejalan dengan kesepakatan desa. Juga, dugaan pemanfaatan bantuan sosial dari pusat untuk kelompok tertentu.
Ia juga menyoroti dibatalkannya bantuan dan kegiatan budaya seperti Gong Kebyar Yayasan Tri Yowana Sandi karena dinamika politik menjelang Pilkada.
“Terhadap Pimpinan Partai saya minta maaf tetapi tetap tidak akan meredakan konstelasi saya di bawah, tidak akan pernah, tetapi karena menyinggung Gerindra selaku perbekel dalam situasi emosi, saya minta maaf kepada pimpinan partai, tetapi dibawah No Way bagi saya,” jelasnya. (Ketut Winata/balipost)