Seniman drama gong Bali legendaris, Petruk. (BP/ina)

BANGLI, BALIPOST.com – Seniman drama gong Bali legendaris, Petruk ramai dibicarakan di media sosial sejak beberapa hari terakhir. Hal itu menyusul pemberitaan mengenai dirinya yang tidak diizinkan tampil dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025, kemudian diminta dilibatkan oleh Gubernur Bali Wayan Koster.

Ditemui di rumahnya di Kelurahan Kawan, Bangli Jumat (6/6), Petruk mengaku sejak ramainya pemberitaan soal larangan dirinya tampil di PKB, teleponnya tak berhenti berdering. Banyak simpati dan dukungan mengalir untuknya.

Baca juga:  Bali Merah Putih, Padukan Seni dan Kostum Karnaval

Tidak hanya dari seniman dan masyarakat lokal, namun juga masyarakat dari luar Bali. “Kemarin sampai malam saya terima telepon, ada dari warga Sulawesi, Lombok, Lampung. Intinya menyampaikan dukungan untuk saya,” kata Petruk.

Petruk, yang telah menggeluti kesenian drama gong sejak 1965 mengaku baru sekali ini mendapat larangan pentas. Sebelumnya tidak pernah.

Meskipun kata b*ngs*t yang sudah menjadi bagian dari ciri khasnya sering diucapkannya di atas panggung. “Berapa tahun saya pentas di PKB tidak pernah seperti ini. Baru tahun ini heboh,” ujarnya.

Baca juga:  Peraturan Dilanggar, Ciri Khas Arsitektur Bali Dikaburkan

Petruk mengatakan kebiasaannya mengucapkan kata b*ngs*t sudah menjadi bagian dari ciri khasnya di atas panggung. Dia menegaskan ucapan itu semata dalam konteks hiburan. Seringkali kata tersebut juga diucapkannya karena ada permintaan dari penonton.

Setelah ramainya pemberitaan mengenai dirinya akhir-akhir ini, seniman 76 tahun itu menyatakan bahwa ia enggan untuk tampil dalam pementasan drama gong PKB, meski jika tawaran itu datang kembali. Petruk juga mengungkapkan bahwa dirinya telah memutuskan untuk keluar dari paguyuban drama gong.

Baca juga:  Siswa Belajar di Rumah, Sekolah Swasta Kewalahan Bayar Gaji Guru

Keputusan itu diambilnya sebelum ramainya berita pelarangan dirinya tampil di PKB. “Kalau hiburan lain di PKB seperti prembon, bondres, saya siap tampil. Kalau drama gong, tidak. Karena saya sudah keluar dari paguyuban drama gong,” pungkasnya. (Dayu Swasrina/balipost)

BAGIKAN