
NEGARA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Jembrana, menggelar upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ke-117 di Stadion Pecangakan Negara, Senin, (20/5).
Harkitnas kali ini mengusung tema, “Menuju Kebangkitan Nasional yang Bersahaja, Berpihak, dan Berkelanjutan”, peringatan Harkitnas tahun ini mengajak seluruh elemen bangsa untuk merefleksikan kembali semangat Budi Utomo yang lahir 117 tahun silam.
Tampil sebagai inspektur upacara, Bupati Jembrana, I Made Kembang Hartawan yang dengan penuh semangat membacakan sambutan tertulis dari Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Meutya Hafid.
Dalam sambutannya, Bupati Kembang Hartawan menggarisbawahi signifikansi kelahiran organisasi Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 yang menjadi embrio bagi cita-cita kemerdekaan Indonesia. Hal ini menjadi simbol dari Hari Kebangkitan Nasional yang dirayakan saat ini.
” Ia menuntut kita untuk tidak terjebak dalam romantisme masa lalu, tetapi menuntut keberanian untuk menjawab tantangan zaman ini, zaman yang menghadirkan ujian jauh lebih kompleks disrupsi teknologi, ketegangan geopolitik, krisis pangan global, dan ancaman terhadap kedaulatan digital kita,” ujar Bupati Kembang Hartawan, mengutip sambutan Menkominfo
Menurut Menkominfo, Dalam arus globalisasi yang semakin kuat, kita bersyukur bahwa Indonesia terus melangkah dengan tenang, menjaga keseimbangan antara keterbukaan dan kemandirian.
Prinsip politik luar negeri bebas aktif, yang telah menjadi pedoman sejak awal kemerdekaan, senantiasa menuntun langkah kita ditengah polarisasi dunia, Indonesia mengambil posisi sebagai trusted partner, bebas dalam kepentingan nasional, dan aktif membangun dialog yang produktif dengan berbagai pihak. “Kehadiran kita di pentas global bukan sekedar untuk menyuarakan kepentingan nasional, tetapi juga untuk membawa gagasan dan solusi yang memberi manfaat bersama,” ucapnya
Terakhir, Bupati Kembang mengajak menjaga kebangkitan ini dengan semangat yang sama seperti akar pohon yang menembus tanah. Perlahan tapi pasti, tak selalu terlihat, namun kokoh menopang kehidupan. “Karena sesungguhnya, kebangkitan yang paling kokoh adalah kebangkitan yang tumbuh perlahan, berakar dalam nilai-nilai kemanusiaan dan berbuah pada keadilan serta kesejahteraan yang dirasakan bersama,” pungkasnya. (Adv/Balipost)