Pada Minggu (11/5), puluhan ribu krama Jimbaran tumpah ruah di jalan untuk mengiringi Ida Bhatara Dewa Ayu ke Pura Luhur Uluwatu. (BP/kmb)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Pada Minggu (11/5), puluhan ribu krama Jimbaran tumpah ruah di jalan untuk mengiringi Ida Bhatara Dewa Ayu ke Pura Luhur Uluwatu.

Dengan berpakaian serba putih dan putih kuning, krama nampak antusias menempuh perjalanan sejauh 15 kilometer. Keberangkatan dari Pura Ulun Siwi Jimbaran dilakukan pada pukul 06.00 WITA.

Mereka akan menuju Pura Pererepan, Pecatu. Sorenya setelah mendapat istirahat, rombongan berangkat ke Pura Uluwatu untuk melakukan prosesi puncak yaitu Mapinton dan Pasupati.

Seusai prosesi sakral ini dilanjutkan dengan Ngunying atau Ngurek dan malamnya digelar prosesi Calonarang di Lapangan Desa Pecatu.

Prosesi di Pura Uluwatu dipuput oleh Jro Mangku Pura Uluwatu diikuti Jro Mangku Barong dan desa adat.

Besoknya, Senin (12/5), iring-iringan kembali ke Jimbaran dan setiba di Pura Ulun Swi juga dilakukan proesi mendak menggunakan sarana celeng butuan dan lainnya. Diiringi dengan tari-tarian.

Baca juga:  Desa Adat Buleleng Gelar Ngaben Massal

Upacara Mapinton Ida Bhatara Dewa Ayu adalah tradisi yang sangat dihormati di Desa Adat Jimbaran.

Acara sakral ini tak hanya menjadi ajang pertemuan sosial, tetapi juga menggambarkan ikatan spiritual yang dalam antara masyarakat Bali dengan para leluhur mereka.

Upacara ini melambangkan penghormatan tinggi kepada Ida Sesuhunan yang berstana di Pura Ulun Siwi Jimbaran, sebelum beliau melakukan perjalanan ke Pura Luhur Uluwatu.

Persiapan Ritual

Sebelumnya, Sekretaris Sekaa Barong Ratu Ayu Desa Adat Jimbaran, I Ketut Sutarja, mengatakan persiapan ritual ini sudah dilakukan jauh-jauh hari secara bertahap.

Ia menyebut anggaran yang dialokasikan dalam kegiatan ini, sekita Rp 1,4 miliar. Anggaran ini bersumber sari dana Sekaa Barong, desa adat, sumbangan, serta punia warga. Kekurangannya akan ditutup dari dana desa adat.

Baca juga:  Desa Adat Pedukuhan Lestarikan Sumber Panglukatan Kayu Pancer Jagat

Sekaa Barong Ratu Ayu ini, lanjut Sutarja, berasal dari seluruh pemaksaan atau dadia yang ada di Desa Adat Jimbaran dengan jumlah anggota 135 orang.

Sekaa Barong inilah yang membentuk panitia berkoordinasi dengan desa adat karena pelaksanaan iring-iringan ini melintasi desa adat yang lain.

Dia memprediksi iring-iringan ini akan diikuti lebih dari 35 ribu pemedek. Bukan hanya warga uwed Jimbaran namun juga warga lainnya.
“Tahun lalu saja sekitar 35 ribu orang lebih yang ikut,” ucapnya.

Dari Jimbaran, Pelawatan yang diusung dalam iring-iringan ini yakni, Pelawatan Barong, Gede Rangda, Rarung Jro lingsir serta tapel namun dalam keadaan tertutup karena masih kosong.
Warga Jimbaran dipastikannya akan tumpah ruah mengikuti prosesi ini.

Baca juga:  Fix! Bapaslon Adi Arnawa-Alit Sucipta Daftar Hari Terakhir

Uniknnya, dalam iring-iringan ini, Sekaa Barong menggunakan kamben merah putih serta baju seragam yang sudah disiapkan. Sedangkan pemedek lainnya biasanya memakai pakaian ke pura.

Filosofi kegiatan ini, yaitu pihaknya ingin memiliki sesuhunan yang bisa mengayomi dengan kesidiian beliau untuk kemakmuran bukan hanya warga Jimbaran tapi seluruh buana agung.

Karena ini sifatnya penyomyaan atau menetralisir kekuatan negatif menjadi positif. Tidak diketahui pasti sejak kapan prosesi ini dimulai.

Namun diduga sejak Sekaa barong ini berdiri sekitar 400 tahun lalu.

Sedangkan terkait keamanan sudah dikoordinir oleh pecalang desa adat berkoordinasi dengan pihak kepolisian dan pecalang desa yang dilalui. Harapannya prosesi ini berjalan dengan lancar dan benar aerta insan terkait mendapatkan berkahnya. (Sugiadnyana/denpost)

BAGIKAN