Aktivitas petani menanam padi di salah satu Subak di Jembrana. Mulai Mei ini diprediksi memasuki musim kemarau. (BP/Olo)

NEGARA, BALIPOST.com – Pasca panen raya di Kabupaten Jembrana diprediksi akan memasuki musim kemarau mulai Mei ini. Para petani diminta untuk mewaspadai untuk menanam padi dan melakukan antisipasi kemarau. Salah satunya petani melakukan gilvar (giliran varietas) dengan jenis padi yang lebih tahan kemarau. Tahun ini varietas padi Gogo yang lebih tahan kering, ditargetkan ditanam untuk 47 hektar sawah.

Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Komang Ngurah Arya Kusuma, mengatakan, sosialisasi lewat penyuluh ke Subak-subak, guna mengantisipasi musim kemarau ini. Selain menghimbau subak yang tidak memiliki sumber air alternatif untuk jangan memaksakan menanam padi, beberapa upaya yang lain perlu dilakukan berkaitan dengan pengairan. “Kalau tidak ada sumber air alternatif, takutnya di tengah jalan putus. Kalaupun menanam padi memaksa, gunakan varietas yang lebih tahan kekeringan, misalnya padi Gogo,” katanya.

Baca juga:  Masyarakat Diminta Waspada Tawaran Kerja ke LN

Dinas juga meminta kepada penyuluh untuk memastikan sumber air alternatif seperti sumur bor berfungsi dengan baik. Agar penyuluh dan subak mengecek sumur bor yang tidak berfungsi dan yang dipastikan baik. Selain itu juga petani dihimbau untuk menanam padi gogo yang di beberapa demplot sawah di Kecamatan Melaya sudah teruji mampu bertahan kondisi kering. “Kita di daerah punya target 47 hektar tahun ini benih bantuan padi Gogo. Kami harapkan ini bisa dimanfaatkan,” ujar Arya Kusuma, Kamis (8/5).

Baca juga:  Ini, Sejumlah Negara yang Sukses Sulap Puntung Rokok Jadi Produk Bermanfaat

Yang terakhir, untuk subak yang memiliki sumber air alternatif untuk membiasakan pola efisiensi penggunaan air melalui sistem pengairan terputus. Tidak harus setiap hari, tanaman padi itu diairi sehingga lebih efisien penggunaan air.

Sementara berdasarkan prediksi musim kemarau Provinsi Bali 2025 Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi Bali, secara umum, awal musim kemarau (AMK) mulai April dan bulan Mei.

Kepala Stasiun Klimatologi Bali, Aminudin Al Roniri, mengatakan AMK 2025 di wilayah Bali diprediksi masuk bulan bulan April (10 ZOM atau sebanyak 50%) dan bulan Mei (10 ZOM atau sebanyak 50%). Daerah yang diprediksi memasuki musim kemarau pada bulan April di Jembrana Kecamatan Melaya, Jembrana. Dan berlanjut wilayah lain diprediksi memasuki musim Kemarau pada bulan Mei diantaranya yaitu Kecamatan Melaya, Negara, Mendoyo dan Pekutatan.

Baca juga:  Banyak Petani Hortikultura Buta Informasi

Puncak musim kemarau pada 2025 diprediksi terjadi pada Juli 2025 (1 ZOM atau 5%) dan Agustus 2025 (19 ZOM atau 95%). “Pemerintah daerah, institusi terkait, dan masyarakat diharapkan siap dan antisipatif terhadap potensi dampak musim kemarau terutama di wilayah rawan kebakaran dan krisis air,” pungkasnya. (Surya Dharma/Balipost)

BAGIKAN