NEGARA, BALIPOST.com – Kabupaten Jembrana, Bali, mengalami surplus beras ratusan ton selama panen raya yang dimulai April lalu. Hingga awal Mei, produksi beras jauh melampaui kebutuhan penduduk. Saat ini panen raya masih berjalan dan masih ada sekitar 30 persen lahan pertanian belum dipanen.
“Produksi beras hingga awal Mei 2025, mencapai 1.683 ton, sementara kebutuhan konsumsi sekitar 641 ton. Ada surplus 996 ton,” kata Kepala Bidang Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gede Martika Winaya, Selasa (6/5).
Dengan surplus hasil panen di Jembrana ini menurutnya pasokan beras Jembrana dipastikan aman tanpa perlu mengandalkan pasokan dari luar daerah. Diakui ada sebagian kecil bahan baku gabah dari luar Jembrana, karena kebutuhan penggilingan padi RMU yang besar. Tetapi sebagian besar masih dipasok dari petani lokal.
Kepala Bidang Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Komang Ngurah Arya Kusuma, mengatakan untuk puncak panen raya terjadi mulai April hingga akhir Mei ini. Total luas tanam menurutnya sekitar 2.050 hektar dengan produktivitas gabah rerata 6,2 ton gabah kering panen (GKP) per hektar.
“Total produksi gabah bisa mencapai sekitar 12.710 ton GKP. Masih ada sekitar 30 persen lahan yang belum panen. Sehingga angka produksi gabah maupun beras masih berpotensi meningkat,” katanya.
Kabid memastikan, harga jual gabah petani pada panen raya ini tetap stagnan minimal Rp 6500 per kilogram. Hanya saja sempat terkendala kurangnya tenaga panen. Dinas menurutnya menekankan ke Subak-subak untuk mengaktifkan kembali sekaa manyi. Dengan sistem panen berdasarkan kearifan lokal subak itu dapat membantu memastikan seluruh lahan dapat dipanen tepat waktu. (Surya Dharma/Balipost)
