Para penari Baris Katekok Jago menggunakan atribut khas. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tari Baris Katekok Jago, atau yang sering disebut juga sebagai Tari Baris Poleng, adalah salah satu tarian tradisional Bali yang memiliki makna spiritual yang mendalam dan digunakan dalam berbagai upacara adat Bali.

Tarian ini menggambarkan semangat perjuangan dan ketangguhan prajurit Bali, serta berfungsi dalam upacara-upacara yang melibatkan pemujaan kepada dewa dan leluhur.

Tari Baris Katekok Jago berasal dari daerah Tegal Darmasaba (Badung) dan Tangguntiti (Kota Denpasar). Tarian ini merupakan bagian dari kelompok tarian Baris, yang menggambarkan semangat dan keberanian prajurit Bali dalam menghadapi tantangan.

Tari ini pertama kali dipentaskan dalam rangkaian upacara Dewa Yadnya dan Pitra Yadnya, yang berkaitan dengan pemujaan kepada para dewa dan leluhur.

1. Kostum dan Properti

Tari Baris Katekok Jago menampilkan penari laki-laki yang mengenakan kostum yang mencolok, didominasi oleh warna hitam dan putih, yang sering dikenal dengan kain poleng.

Kostum ini melambangkan keseimbangan antara kebaikan dan kejahatan, serta menggambarkan keharmonisan antara dunia fisik dan spiritual.

Baca juga:  Tim Satgas Pariwisata Segera Bertugas, Fokus di 3 Wilayah Ini

Selain kostum, penari juga membawa tombak yang berwarna hitam dan putih, yang menjadi properti utama dalam tarian ini.

2. Menggambarkan Keberanian

Gerakan dalam tari ini menekankan pada keseimbangan dan kestabilan, di mana penari berbaris secara teratur dengan langkah-langkah yang penuh kedisiplinan. Gerakan-gerakan ini menggambarkan ketenangan dan kedisiplinan dalam menghadapi berbagai tantangan.

Penari menampilkan gerakan yang sangat terkontrol, menunjukkan ketangguhan dalam menjalankan tugas sebagai prajurit yang mengawal turunnya para dewa ke bumi.

3. Dua Fungsi Utama

Tari ini memiliki 2 fungsi dalam ritual Hindu di Bali:

1. Dewa Yadnya: Dalam upacara Dewa Yadnya, tari ini dipentaskan untuk menyambut turunnya para dewa. Upacara ini berkaitan dengan pemujaan terhadap dewa-dewa untuk memperoleh berkah dan perlindungan. Tari ini berfungsi sebagai pengiring dan penjaga bagi dewa-dewa yang turun ke bumi.

2. Pitra Yadnya: Selain itu, tari ini juga digunakan dalam Pitra Yadnya, upacara yang ditujukan untuk menghormati leluhur. Tari Baris Katekok Jago menggambarkan penghormatan terhadap roh-roh leluhur yang telah meninggalkan dunia ini.

Baca juga:  Ngerebong di Kesiman, Umat Bersembahyang Terjadwal per Kelurahan/Desa

Salah satu gerakan khas yang sering ditemukan dalam Tari Baris Katekok Jago adalah ketika penari menaruh tombaknya, kemudian bergerak seperti gagak hitam.

Gerakan ini melambangkan keteguhan hati dan kesetiaan dalam menjaga kehormatan.

Gerakan ini juga mencerminkan bagaimana prajurit harus siap dan tanggap dalam menghadapi berbagai situasi, baik dalam peperangan maupun dalam kehidupan spiritual.

Selain itu, penari juga mengambil bunga pucuk untuk ditaruh di mayat, sebagai simbol penghormatan kepada roh leluhur. Gerakan ini menunjukkan penghormatan dan doa bagi mereka yang telah meninggal, serta simbol penyucian bagi jiwa-jiwa yang kembali ke alam baka.

4. Tempat Pementasan

Tari Baris Katekok Jago sering dipentaskan dalam upacara Dewa Yadnya, seperti Ngenteg Linggih dan Padudusan Agung, serta dalam Pitra Yadnya.

Selain itu, tarian ini juga dapat ditemukan di berbagai pesta adat atau festival seni Bali yang diadakan di pura atau desa adat Bali. Di beberapa tempat, tarian ini juga dipertunjukkan dalam ritual penghormatan kepada leluhur atau saat perayaan besar lainnya.

Baca juga:  Semasa Hidup Doyan Judi, Suta Ardi Ditemukan Tak Bernyawa di Rumahnya

5. Pesan Spiritual dalam Tari

Tari ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga membawa pesan spiritual yang mendalam. Gerakan-gerakan yang teratur dan penuh keharmonisan menggambarkan keseimbangan antara dunia fisik dan dunia spiritual, serta pentingnya menjaga ketenangan dan kestabilan dalam menghadapi tantangan hidup. Para penari harus menunjukkan kekuatan dan keberanian, namun tetap menjaga keseimbangan dalam diri mereka, yang melambangkan harmoni antara manusia dan alam semesta.

Tari Baris Katekok Jago adalah salah satu bentuk warisan budaya Bali yang kaya akan makna dan simbolisme.

Selain berfungsi sebagai sarana pemujaan dalam upacara adat, tari ini juga mengajarkan pentingnya keberanian, keseimbangan, dan keharmonisan dalam hidup.

Melalui gerakan yang penuh kedisiplinan dan ketenangan, tarian ini mengingatkan kita untuk selalu menjaga keseimbangan dalam hidup kita, baik dalam menghadapi tantangan duniawi maupun spiritual. (Pande Paron/balipost)

BAGIKAN