
MANGUPURA, BALIPOST.com – Kalau kamu pernah dengar suara alat musik tradisional Bali yang terdengar seperti suara kodok bernyanyi, mungkin itu suara dari genggong.
Tapi di Desa Batuan, Gianyar, alat musik sederhana ini justru berkembang jadi sebuah ansambel musik yang unik, dikenal dengan nama Gambelan Genggong.
Penasaran apa saja yang bikin Gambelan Genggong ini beda dari gamelan biasa? Yuk, kita intip 5 keunikannya, disarikan dari berbagai sumber:
1. Dari Mainan Petani Jadi Ansambel Musik Tradisional
Siapa sangka, dulunya genggong hanyalah hiburan sederhana untuk para petani di Batuan. Setelah lelah bekerja di sawah, mereka berkumpul di bawah pohon sambil memainkan genggong untuk bersantai. Seiring waktu, alat ini dikembangkan jadi sebuah kelompok musik tradisional lengkap dengan suling, kendang kecil, klenang, dan gong pulu.
2. Alat Musiknya Bikin Suara Kodok!
Genggong terbuat dari pelepah pohon enau yang dibentuk menyerupai “jew’s harp”. Cara memainkannya pun unik: dengan menarik tali kecil yang membuat bagian lidah alat bergetar, menghasilkan suara yang menyerupai kodok bernyanyi. Bahkan, pemain bisa mengubah nada dengan menggerakkan mulut dan menambahkan suara vokal!
3. Ada Dramanya Juga, Lho!
Gambelan Genggong di Batuan bukan sekadar alat musik pengiring biasa. Mereka punya pertunjukan dramatari khas, yang seringkali mengambil cerita Panji — tentang kisah cinta Raden Panji dan Galuh Candrakirana. Musik, tari, dan drama berpadu, membuat pertunjukan ini semakin hidup dan menarik untuk disaksikan.
4. Teknik Mainnya Susah-Susah Gampang
Meskipun kelihatan mudah, memainkan genggong sebenarnya butuh teknik khusus. Pemain harus piawai memainkan ritme secara bergantian dan saling mengisi — istilah kerennya interlocking atau candetan — agar menghasilkan harmoni yang pas. Teknik ini menciptakan lapisan suara yang dinamis dan “hidup”.
5. Genggong Batuan Tetap yang Paling Ikonik
Meski instrumen mirip genggong juga ditemukan di daerah lain di Bali seperti Buleleng atau Karangasem, dan bahkan di negara lain,
Genggong dari Batuan punya gaya dan karakteristik tersendiri yang membuatnya begitu spesial dan melegenda. (Pande Paron/balipost)