Umat Hindu melaksanakan persembahyangan Hari Raya Galungan di Pura Agung Jagatnatha Denpasar, Rabu (28/2/2024). (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Busana adat Bali menyimpan filosofi mendalam di setiap komponennya. Dari ujung kepala hingga kaki, memiliki simbol yang sarat makna.

Berikut ini sejumlah komponen dalam pakaian adat Bali yang penting diketahui:

1. Udeng atau Destar

Udeng adalah ikat kepala yang dikenakan pria Bali. Terbuat dari sehelai kain yang dililitkan dengan cara tertentu, udeng memiliki banyak warna dan motif.

Warna putih sering dipakai dalam upacara keagamaan sebagai simbol ketenangan dan kemurnian pikiran. Fungsi utamanya adalah untuk membantu memusatkan pikiran (ngiket manah).

Baca juga:  Neraca Perdagangan Bali Surplus USD 30,28 Juta

Ada tiga jenis udeng: jejateran, dara kepak, dan beblatukan.

2. Baju Safari

Ini adalah baju adat pria berbentuk seperti kemeja lengkap dengan kerah, kancing, dan saku. Biasanya berwarna putih yang melambangkan kesucian. Baju ini masuk dalam kategori Manusa Angga—pakaian dari leher ke pinggang.

3. Kebaya

Untuk perempuan, kebaya menjadi busana utama yang menggantikan baju safari. Umumnya berwarna putih, berlengan panjang atau tiga perempat, kebaya mencerminkan kesopanan.

Meski kebaya berasal dari budaya lebih luas, masyarakat Bali mengenakannya dalam berbagai ritual keagamaan, hari besar, dan pernikahan. Seiring perkembangan zaman, desain dan bahan kebaya pun ikut berubah.

Baca juga:  Surabaya Dilanda Hujan Es, Ini Penjelasan BMKG

4. Saput

Saput dikenakan di bagian bawah tubuh, di atas kamen. Terbuat dari tenun endek atau batik bermotif khas Bali, kampuh melingkar dari kanan ke kiri (berlawanan arah jarum jam). Secara filosofi, kampuh dianggap sebagai pelindung dari pengaruh negatif luar.

5. Kamen

Kamen adalah kain panjang yang digunakan sebagai bawahan, menggantikan celana. Digunakan sebelum kampuh, kamen juga memiliki filosofi tersendiri tergantung pada jenis kelamin pemakainya.

Baca juga:  Pasien COVID-19 Meninggal di Bali Bertambah

Kamen pria dililit dari kiri ke kanan, melambangkan peran sebagai penjaga dharma. Sedangkan pada perempuan, lilitan dari kanan ke kiri mencerminkan peran sebagai penjaga kebaikan sang pria.

6. Selendang

Selendang dikenakan di pinggang dengan panjang sekitar 1–2 meter dan lebar 10 cm. Fungsi utamanya bukan hanya estetika, tetapi sebagai simbol pengekangan niat buruk, serta pemisah antara tubuh bagian atas (suci) dan bawah. Selendang juga sering digunakan dalam upacara keagamaan maupun hari raya. (Wahyu Widya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *