Ahli Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya Dr dr Windhu Purnomo, MS (BP/Ant)

JAKARTA, BALIPOST.com – Kehadiran virus COVID-19 subvarian Omicron EG.5 di Indonesia tidak perlu terlalu dikhawatirkan oleh masyarakat. Hal itu dikatakan ahli Epidemiologi Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo.

“Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, karena subvarian ini memiliki tingkat keparahan yang rendah,” kata dia saat dihubungi di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (15/12).

Ia menegaskan bahwa gejala yang muncul pada kasus Omicron EG.5 itu semakin ringan, bahkan sebagian besar tanpa gejala. “Meski ada peningkatan kasus, tapi tidak ada tekanan berlebihan pada fasilitas layanan kesehatan di rumah sakit. Ketersediaan ruang isolasi masih di bawah 60 persen, belum mencapai angka kritis seperti pada kasus sebelumnya,” katanya.

Baca juga:  DLH Himbau Masyarakat Kelola Sampah Rumah Tangga

Ia menjelaskan, saat ini fasilitas kesehatan, khususnya ruang inap untuk pasien COVID-19, telah mengalami penurunan penggunaan yang sebelumnya dialokasikan untuk pasien COVID-19 saat ini kembali digunakan untuk pasien biasa atau umum.

“Saat ini, kita melihat bahwa rumah sakit telah mengembalikan ruang inap untuk pasien biasa. Omicron EG.5 memang hanya subvarian, namun transmisibilitasnya lebih tinggi daripada varian sebelumnya,” kata Windhu.

Menurut dia, vaksinasi dan edukasi kepada masyarakat tentang virus tersebut masih penting.

Baca juga:  Presiden Jokowi Minta Tak Ada Pengungsi Gunung Ruang Terlantar

Ia mengatakan, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) serta mematuhi protokol kesehatan harus menjadi budaya yang diterapkan secara konsisten oleh masyarakat. “Vaksinasi dan penerapan PHBS harus terus ditingkatkan, tapi pembatasan perjalanan tidak lagi diperlukan,” katanya.

Menurut dia, pemerintah juga harus terus melakukan monitoring rumah sakit untuk mempersiapkan mitigasi lebih lanjut.

Meskipun situasi terkini menunjukkan peningkatan kasus COVID-19, kata dia, langkah-langkah tersebut dapat mengurangi dampak dan memastikan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai. (Kmb/Balipost)

Baca juga:  Sulap Sungai Kotor Jadi Indah

 

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *