Seorang Ibu (kanan) bersama anaknya mengunjungi Pusat perbelanjaan metropolitan mall di Bekasi, Jawa Barat, Selasa (5/10/2021). (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Koordinator Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa Bali, Luhut B. Pandjaitan, Senin (8/11), mengatakan ada dua upaya yang mampu menahan perlambatan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Luhut, dalam keterangan virtual yang dipantau dari kanal YouTube Sekretariat Presiden mengatakan kedua upaya itu adalah keberhasilan menurunkan kasus dengan cepat dan pembukaan aktivitas ekonomi secara bertahap.

Ia mengutarakan realisasi pertumbuhan ekonomi pada triwulan III sebesar 3,85 persen. Ini, lebih tinggi dari perkiraan awal sebelum PPKM diterapkan.

Baca juga:  Belum Pasti, Pengoperasian Kapal "Jumbo" untuk Urai Antrean Mudik Lebaran di Gilimanuk

“Selain itu, kami melihat dampak PPKM Jawa-Bali terhadap konsumsi rumah tangga, investasi, dan industri pengolahan lebih rendah dibandingkan periode PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar, red) serta pulih lebih cepat,” ungkap Luhut yang juga menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi ini.

Ia mengatakan pemerintah memperkirakan pemulihan ekonomi baru sepenuhnya terjadi pada triwulan IV. Disebutkannya, pertumbuhan pada triwulan IV diperkirakan mencapai lebih dari 5 persen.

Baca juga:  BRI Miliki 65 Persen Saham DIM, Wujudkan Visi "Most Valuable Banking Group in SE Asia"

“Momentum pemulihan ekonomi yang sudah cukup baik, mestinya harus terus kita jaga. Belajar dari pengalaman sebelumnya, kenaikan kasus pada periode Nataru (Natal dan Tahun Baru, red) tahun lalu menyebabkan tingkat keyakinan konsumen menurun dan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2021 tertahan,” ujarnya.

Untuk itu, ia mengingatkan kehati-hatian dalam menghadapi Nataru harus menjadi prioritas bagi pemulihan ekonomi yang lebih cepat. “Ini, perlu kita perhatikan,” tegasnya. (Diah Dewi/balipost)

Baca juga:  Hingga Rabu, RSUD Buleleng Rawat 4 PDP dan 1 ODP COVID-19
BAGIKAN